Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Takut Terbuka (SMP Labschool Jadi Panutan)

22 Januari 2022   12:55 Diperbarui: 22 Januari 2022   20:13 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fazilla ceria di ruang isolasi (foto koleksi)

Diduga banyak organisasi menutup akses berita, karena penuh rasa takut. Untuk menyelamatkan harga diri dan jabatan. Setiap kasus diselesaikan secara diam-diam tanpa melibatkan jaringan bentukan pemerintah. Padahal coronavirus, adalah pandemi global yang sedang berlangsung. Perlu kekompakan masyarakat dalam mengentaskannya dengan memutus mata rantai. Tapi dari dua sistem ini ternyata keduanya bermanfaat.

Saya lebih suka dengan sistem informasi terbuka yang diterapkan SMP Labschool Jakarta, yang bersipat terbuka  dalam menyikapi pandemi ini. Akses informasi begitu mudah di dapat dan transparan. Sehingga saat minggu ini Labschool Jakarta kembali PJJ dapat diketahui masyarakat luas, dan tidak mengakibatkan kepanikan. Beda sekali dengan manajemen tertutup, sengaja dibuat sepi dari pemberitaan, sehingga nuansanya nyaman. Cara menciptakan situasi agar sepi, diantaranya dengan menutup akses informasi. 

Karena manajemen terbuka SMP Labschool Jakarta sangat elegant. Membuat setiap orang tak panik lagi dengan kondisi kembali ke PJJ itu. Justru diduga menciptakan naiknya tingkat kepercayaan orangtua kepada sekolah, karena kesigapannya. Maka hal demikian yang penulis anut untuk informasi keluaga. Walau berdampak pada banyaknya agenda kegiatan harus dilaksanakan dengan cara unik.  

Semua ini, dilakukan penulis karena untuk melindungi masyarakat banyak. Walau demikian, semua pekerjaan tetap berjalan dengan baik melalui sistem pendelegasian terkontrol, seperti: rapat MKKS, manajemen Asosiasi,  pekerjaan kantor, pekerjaan media SATUGURU, pengelolaan wahana edukasi Waglo, dst. Inilah pentingnya ilmu pendelegasian dengan kontrol yang sangat ketat.


Tidak mudah meyakinkan orang banyak dalam sebuah organisasi itu. Tapi manajemen pendelegasian itu, perlu adanya saling percaya dan utuh.  Perlu karya nyata dalam bentuk ketauladanan. Seperti memberi contoh aktivitas setiap hari  berangkat subuh, dan pulang malam hari sesuai kepentingannya. Mereka semua mengetahui bahwa penulis pulang, disaat kantor sudah kosong. Selama itu, banyak pekerjaan yang dikerjakan. Seperti halnya membuat tulisan ini.

Saat kantor kosong itulah manajemen puncak bisa berbincang dengan petugas malam di lokasi. Dialog dengan OB begitu sangat leluasa. Bahkan sempat dialog dengan pengembang jalan di depan kantor, serta sempat  bicara dengan pemborong bangunan proyek perumahan Metland Cikarang timur yang sedang berada dilapangan. Disamping memantau  juga untuk memperbaiki sistem kinerja. Pengamatan perilaku karyawan adalah bagian dari ilmu psikologi. Intinya untuk mengenali kinerja yang sesuai dengan kepribadiannya.


Jejak pengamatan rutin itu,  membuahkan hasil nyata saat terpaksa mengisolasi diri karena pandemi. Hal inipun, bukan karena terpapar virus, tapi disiplin dengan sistem yang telah di buat. 

Nyaman dengan pekerjaan masa lalu di semua sektor, karena laporan kinerja  berjalan sesuai SOP dari berbagai lini.  Diantara bentuk laporannya berupa share foto dan japri pekerjaan.

 Semua ini, terus berjalan sesuai komitmen awal. Jadi isolasi mandiri ini, bukan karena terpapar tapi lebih menyangkut tanggung jawab sosial. Dan menjalankan kesepakatan-kesepakatan. Sekalian mengedukasi masyarakat. Apalagi PTM 100% sedang gencar di sosialisasikan sesuai SKB 4 Mentri.


Manfaat manajemen perwakilan dengan kontrol yang ketat itu, terasa ketika diberlakukan penuh disiplin. Tentu saja harus sesuai dengan wacana dalam pertemuan sebelumnya. 

Awal kisah, diantara anggota pertemuan, ada yang bekerja di Rumah Sakit. Diantara anggota keluarga  tadi memiliki gejala seperti diuraikan salah seorang dokter di Afrika Selatan, yang ditulis BBC Indonesia.  Menjelaskan gejala varian virus corona, Omicron.


Dalam tulisan di media, Angelique Coetzee, mengatakan pasien-pasien yang terkena varian tersebut, sejauh ini bergejala ringan dan bisa rawat jalan di rumah. Disamping berita dari sumber lain. Bahwa wabah ini diduga sangat mudah diatasi.


Seperti tampak dalam video. Anak balita bernama fazilla saat ada gejala seperti uraian di atas, walau suhu badannya sempat panas diluar kewajaran, tapi nafsu makannya bagus, dan bayi usia satu tahun ini tetap lincah beraktivitas. Seperti tampak di video saat sang bayi dalam  karantina. Dia tetap bermain sambil belajar mengenali berbagai jenis boneka miniatur hewan.


Tidak ada tanda-tanda sedang sakit pada bayi itu. Kecuali suhu badannya saja yang berubah. Mungkin karena daya tahan tubuhnya yang prima. Yang menarik sang balita justru tampak kerasan di RS. Tak ubahnya laksana sedang rekreasi. Fazilla bermain dengan mendorong-dorong roda tiang impusan. Dia lakukan berkeliling sekitar kamar isolasi. Terdengar ibunya bercanda lewat kata-kata lucu. 

Suasana gembira terus  dibina. Ayah sang anak walau dengan jarum infus menempel tetap penuh tawa dan canda sambil mendampinginya. Hati bahagia merupakan bagian dari pengobatan.

Mereka dibawa ke RS karena hasil Swab & Vcr menyatakan positif. Dengan gejala seperti di uraikan pada alinea di atas. Sejak saat itu semua anggota keluarga dilakukan Rapid test dan pemeriksaan swab dari puskesmas setempat.

Patut diacungi jempol, hanya beberapa menit sejak laporan ke RT  lewat HP, dua orang petugas puskesmas sudah sigap di depan gerbang rumah dengan pakaian lengkap seba putih menutupi sepatu hingga rambut. Yang terlihat hanya bagian mata. 

Keluaga kami dipanggil satu persatu di colok bagian hitungnya hingga banyak yang bersin-bersin. Rapid test ini, hanya sebagai penyaringan informasi awal saja. Hasil pemeriksaan swab lah yang  digunakan. Sejak saat itu, kami sekeluarga tidak boleh keluar rumah. RT setempat mengirim makanan sesuai prosedur SOP.


Seperti informasi yang didapat dari berbagai media, bahwa.
"Keluhan yang disampaikan pasien  Omicron biasanya adalah mereka merasa sangat capek selama satu atau dua hari. Gejala lain adalah, sakit kepala dan badan terasa sakit. Tenggorokan serak," kata Coetzee dalam wawancara,  di tanggal 6 Desember 2021 dengan BBC NEWS Indonesia. Begitulah yang dirasakan keluarga kami, persis sesuai  dengan isi berita.


Yang berbeda itu, informasi tentang perawatan. Dalam berita tertulis kabar
"Pasien konfirmasi Omicron saat ini bisa melakukan isolasi mandiri di rumah," begitu kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati dalam keterangan tertulis, Kamis (20/1/2022). Di KOMPAS.com.

Tapi keluarga kami di arahkan untuk masuk ruang isolasi di RS yang sangat lenggang. Bahkan boleh dikatakan, ruangan seluas aula itu hanya di isi satu keluarga dengan pelayanan prima.
Ternyata banyak surat kabar online menuliskan bahwa" tidak semua pasien konfirmasi Omicron bisa melakukan isoman karena ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan," diduga hal ini yang menjadi pertimbangan puskesmas setempat.


Maka masyarakat Indonesia sebaiknya membaca informasi, tentang otoritas kesehatan di Afrika Selatan secara utuh. Berita di atas,  mengumumkan penemuan varian baru, tanggal 14 hingga 16 November 2021. Tulisan itupun mempublikasikan penanganannya juga.

 Disamping gejala-gejala yang harus dikenali.  Coetzee, sebagai ketua organisasi medis di Afrika Selatan, mengatakan pada 18 November tersebut banyak pasien yang mengeluhkan gejala yang sangat mirip: rasa capek selama satu atau dua hari, badan sakit-sakit, dan sakit kepala. Lalu apa khikmah bagi pembaca?  Karena banyak informasi di berbagai media membuat pasien saat ini lebih nyaman dan tidak panik.


Dari kisah ini, banyak agenda penting yang harus di program ulang secara profesional. Karena tidak boleh terlewatkan.  Diantaranya; Pekerjaan di media SATUGURU yaitu program penguatan konten LMS mylearning.id, dengan Dr. Fahruddin Faiz, dosen filsafat di UIN Kalijaga yang mengasuh  Acara Ngaji Filsafat. Bersama dengan Pak Cepy Riyana. 

Harapannta  beliau bersedia menjadi pengarah terkait dengan pengembangan kurikulum Mengajar Itu Menyenangkan, terutama dalam aspek kerohanian. Di masa pandemi hal ini sangat penting sekali.


Disamping itu dari Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia. Bekerjasama dengan SMA Negeri 15 Bandung . Akan membahas topik Rapat Panitia Diklat Kepala Sekolah AKSI. tertulis Time: Jan 22, 2022 01:00 berarti penulis harus bekerja hingga malam hari


Semua akan dilaksanakan dari dalam kamar isolasi mandiri. Bukan karena terpapar tapi untuk mematuhi aturan sesuai SOP. Untuk memutus mata rantai pandemi ini. Disampang uji coba sistem manajemen pendelegasian dengan kontrol yang ketat. Kebiasaan menuliskan pekerjaan di domain.my.id adalah bagian dari sistem yang penulis terapkan.


Penulis  bersyukur, sering uji coba menerapkan manajemen pendelegasian sejak jauh-jauh hari. Sehingga saat ini tinggal pemantauannya saja. Hal ini tentu saja sangat membantu. Pemantauan laporan pagi ini, dari mulai program gubuk apung my.id, hingga wacana pertemuan  di Yogyakarta tertata secara sistemik. Tulisan ini dibuat sebagai realisasi informasi terbuka meniru SMP Labschool Jakarta. Informasi PJJ lagi, atau karantina itu bukan hal yang memalukan. Tentu kontroversi tentang hal ini pasti ada. (DN).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun