Selamat datang dan selamat membaca
Hallo saya Erin.
Saat itu saya berumur 5 tahun. Jika dilihat dari perekonomian kami, kami tergolong di keluarga tidak mampu. Kami mempunyai rumah panggung, di sebuah kebun yang agak jauh dari pedesaan. Bisa berjarak sekitar 100 meter untuk bisa mencapai desa.
Hal ini membuat saya dan adik saya Lumi, jarang berkomunikasi dengan warga disekitar situ. Namun, karena mama dan papa kami tipikal orang yang suka membantu dan orang lain dan ramah, banyak saudara yang sering main ke rumah.
Biasanya mereka datang karena dipanggil papa untuk bekerja, atau ada yang singgah bercengkrama selesai dari kebun.
Di suatu hari, paman Muis datang ke rumah untuk membantu kerjaan papa. Paman Muis adalah sepupu papa. Saat itu mama dan Lumi sedang keluar. Saat jam makan siang, saya duduk di tangga, sambil melihat papa dan paman Muis sedang makan.
Saya menjadi bosan, karena tidak ada teman bermain. Alhasil, saya pun memainkan tanah yang ada di sekitar. Paman Muis melihat saya, dan mencoba mengajak saya bermain.
"Rin, yuk main bareng paman aja." Ajak paman Muis.
"Yey, akhirnya ada teman bermain. Emangnya mau main apa paman?" (Tanya saya dengan penuh penasaran)
"Udah ikut aja. Pokoknya permainan yang seruu bangett." (Masih membujuk)
"Wahh... Asikk. Ayok paman. Main dimana?"