Mahasiswa yang mengerjakan skripsi harus melalui sejumlah hambatan yang datang dari diri sendiri maupun dari luar. Hambatan dari dalam diri misalnya berupa rasa malas, pesimis, hilangnya motivasi belajar. Hambatan dari luar diri misalnya berupa keterbatasan waktu, tekanan dari kehendak dosen, juga rumitnya "rules" penyusunan skripsi.
Mahasiswa yang berhasil melalui hambatan tersebut akan mengalami pertumbuhan pikiran. Bagaimana memanfaatkan waktu agar tidak tertinggal seminar proposal. Bagaimana memaksimalkan waktu agar tidak tertekan deadline. Sehingga kamu jadi terbiasa mengerjakan sesuatu walau di bawah tekanan.
Siasat atau pun strategi taktis yang ditemukan ketika mengerjakan skripsi itu membentuk mahasiswa untuk terbiasa mengatasi masalah dalam jangka waktu terbatas. Di dunia pekerjaan, kamu pun akan terbiasa taktis menuntaskan tugas yang menjadi tanggung jawabmu.
Salah satu cara berpikir untuk bertindak taktis adalah dengan berpikir sistematis. Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa terdidik untuk merumuskan masalah dan mempermasalahkannya, lalu menuntaskannya secara runtut.
3. Kehilangan kesempatan mengembangkan cara berpikir sistematis
Cara bersikap statis tersebut, didapat oleh mahasiswa salah satunya ketika mereka menerapkan sistematika dan tradisi karya tulis ilmiah. Dari latar belakang masalah, pembahasan atau penyelesaian, hingga kesimpulan atau penutup, akan membentuk cara berpikir mahasiswa yang rapi dan tepat sasaran.
Mereka terdidik untuk mengerjakan sesuatu berdasarkan pokok-pokok persoalan, sesuai konteks dan kebutuhan untuk problem solving. Ada banyak persoalan di dunia nyata (bukan hanya di kampus) yang perlu pemikiran efektif. Termasuk di dunia pekerjaan (kantor) atau pun dunia bisnis, yang butuh pemikiran yang sistematis untuk menyusun strategi penyelesaian masalah.
Mahasiswa yang tidak mengerjakan skripsi secara mandiri kehilangan momen untuk terbiasa berpikir sistematis. Jika dihadapkan pada banyak masalah. Mereka akan cenderung mudah bingung, untuk memutuskan persoalan atau pekerjaan mana yang harus diidahulukan.Â
Penting juga untuk diketahui, jika dunia pekerjaan di era ini cenderung membutuhkan individu yang "multitasking". Mereka yang mampu mengerjakan banyak persoalan atau pekerjaan dengan efektif dan tepat tentu akan menjadi idaman dunia perkantoran.
4. Kehilangan pengalaman berkomunikasi dengan orang dewasa
Mahasiswa mengalami bagaimana rasanya asam manis drama bimbingan skripsi. Jika mahasiswa tidak mengalami ini, maka mereka kehilangan momen yang dapat membuat mereka terbiasa berkomunikasi dengan orang yang lebih dewasa.