Sikap minum selanjutnya yaitu meneguk. Kata meneguk bermakna baku "meminum air atau pun obat". Kata ini merujuk pada aktivitas seseorang ketika minum dengan agak cepat  dalam jumlah yang cenderung terukur.
Kata meneguk dapat mewakili makna sikap minum seketika, atau sekali telan. Hal ini dapat kita temukan juga pada istilah seperti seteguk, dua teguk ,dan seterusnya. Â Kata meneguk ini kerap digunakan pada nuansa sikap untuk meredakan dahaga atau untuk lekas merasakan sesuatu sensai seperti obat, rasa minuman, kesegaran dan lain sebgainya.
Contoh penggunaan kata meneguk dalam karya sastra misalnya pada kutipan berikut, Â
" Ia pandangi aku. Bibirnya terbuka, pucat tanpa darah Tak ada suara keluar. Aku ambil susu coklat dan aku minumkan. Ia meneguk diam-diam sampai separo, berhenti dan duduk di ranjang. Mama duduk diam-diam mengawasinya."Â Novel Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer.
Pramoedya Ananta Toer tidak menggunakan kata menenggak aaupun menyeruput pada kutipan tersebut.  Kata meneguk dipilihnya  untuk memberi kesan kesetikaan dalam satu atau dua kali telan.
5. Mereguk
Kata untuk sikap minum lainnya yaitu mereguk. Kata mereguk ini bermakna baku meneguk, meminum, merasai (nikmat). Kata mereguk merujuk pada sikap minum yang mirip dengan meneguk, namun memiliki intensitas yang lebih dalam (menikamati).
Kata mereguk kerap digunakan untuk menggambarkan aktivitas minum dengan penuh kenikmatan, sehingga berkesan lebih ekspresif. Kata mereguk sepertinya lebih menekankan pada nuansa "kenikmatan" dari air atau minuman yang diminum. Â Sebagai contoh pada kutipan berikut ini,
"Bau alkohol tercium oleh Sulam dan Dower. Kegelisahan dan minuman keras. Dua hal yang ditemui menjadi sahabat di mana-mana. Baik Sulam maupun Dower ingin secepatnya mereguk isi botol disodorkan oleh Nyai Kartareja." Novel Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari. Â
Ahmad Tohari tidak memilih kata minum atau pun meneguk, melainkan mereguk untuk menimbulkan kesan "kehendak atau hasrat" yang menonjol. Kata mereguk ini juga kerap digunakan dalam situasi lain atau berkonotasi dengan kata "menikmati". Sebagai contoh, "Setelah 72 tahun mereguk kemerdekaan, Indonesia masih utuh, tidak terpecah". (Â Berita kompas.com)
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kelima kata bermakna minum itu memiliki perbedaan  yang sangat halus. Khusunya, dari segi nuansa dan konteks yang lazim digunakan dalam ragam tulis Bahasa Indonesia baku. Kendati demikian, contoh-contoh penggunaan dalam tulisan ini tidaklah baku, karena saya ambil dari penggalan-penggalan karya sastra yang dapat saya jangkau dan identifikasi. Sehingga. Penggunaan kelima kata tersebut memiliki kemungkinan lain yang lebih beragam.