Pada karya sastra kata menyeruput kerap digunakan dalam konteks santai dan tenang. Sebagai contoh,Â
" Di pagi hari mereka senang mencicipi omelet dan menyeruput teh Earl Grey12 atau cappuccino13, lalu mereka melemparkan remah-remah roti pada burung-burung merpati Inggris yang berebutan, rakus tapi jinak" ( Laskar pelangi, Andrea Hirata)"
Andrea Hirata tidak menggunakan kata menenggak untuk adegan tersebut, namun memilih kata menyeruput untuk memberi kesan santai dan tidak tergesa-gesa.
3. Menyesap
Sikap minum yang serupa dengan menyeruput atau menyeropot juga terwakili pada makna kata menyesap. Walau serupa tapi tetap ada bedanya. Kata menyesap bermakna baku "minum dengan mengisap". Menyesap terjadi ketika bibir menytuh air secara langsung dengan hisapan yang lebih halus untuk menyerap dan meresapinya.Â
Kata menyesap ini memiliki kesaman seperti menyeruput, dalam hal cara minum dengan perlahan atau sedikit demi sedikit. Kata menyesap ini juga merujuk pada aktivitas bayi yang sedang minum asi dari ibunya secara langsung. Mungkin makna kata menyesap ini dapat disamakan dengan kata "menyedot", ketika seseorang minum melalui sedotan.Â
Kata menyesap digunakan untuk menggambarkan sikap seperti burung sedang minum air, lebah kepada madu, dan lain sebagainya. Penggunaan kata menyesap saya kira sulit atau jarang ditemukan pada karya tulis fiksi kecuali dalam konteks minum kopi sebagaimana menyeruput tadi. Â
Kendati demikian ada juga yang menggunakannya dalam konteks majas hewan dan makanannya, Â misalnya pada kutipan novel berikut,Â
" Bagai serangga yang diundang menyesap bunga, setiap langkah Jati dipandu menuju sumber aroma." ( Novel Aroma Karsa karya Dewi Lestari)
Dee Lestari tidak menggunakan kata menyeruput, melainkan kata menyesap untuk menggambarkan cara khusus menyerap atau meminum sari pati.Â
4. Meneguk