Bulan ramadan membuat kondisi sehari-hari kita terasa berbeda. Khususnya dalam kondisi rutinitas pembelajaran di kelas. Mungkin ada dampak tertentu dari rasa lapar dan haus terhadap efektivitas kegiatan belajar-mengajar di kelas.Â
Oleh karena itu, khusus di bulan ramadan ini saya menerapkan sejumlah "hobi" atau kegemaran baru ketika mengajar di kelas, yaitu mengajak siswa nobar (nonton bareng) film pendek.
Biasanya, dalam materi-materi tertentu saja saya memutar film di kelas. Misalnya pada topik cerita pendek dan novel di akhir bab, untuk membangun asosiasi siswa tentang bagaimana karya sastra direspon di zaman digital iini.Â
Namun, khusus di  bulan ramadan ini saya membiasakan untuk memutar film pendek atau bahkan film Panjang  ketika di kelas untuk semua topik.
Rupanya kebiasaan memutar film dalam pembelajaran sebagai pemantik proses pembelajaran bahasa cukup menyenangkan dan efektif.Â
Bukan hanya membuat siswa dapat menjadi lebih fokus, antusias, dan tidak mengantuk, tapi juga membuat kemampuan berbahasa siswa dapat bertumbuh. Hal ini saya sadari terlebih ketika membaca riset berikut.
Penelitian Dampak Menonton Film dalam Pembelajaran Bahasa
Pertama terjadinya peningkatan kemampuan berbicara. Penelitian Eko Priyo Purnomo dan Fitri AL, dalam The Effect of Watching Movies on Students' Speaking Ability in Indonesian Language" pada tahun 2021, telah mengevaluasi pengaruh menonton film terhadap keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Indonesia.Â
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP. Para siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menonton film dan kelompok kontrol atau yang tidak menonton film.Â
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok siswa yang menonton film mengalami peningkatan yang signifikan dalam kemampuan keterampilan berbicara dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Fakta penelitian tersebut menurut saya relevan. Sebab tatkala saya memutar film-film dengan bahasa asing. Â Kemampuan "memirsa" mereka pun terlatih. Siswa cenderung fokus membaca takarir (subtitle).Â
Itu terjadi karena cerita telah mengikat mereka secara emosional, sehingga mereka lupa kalau mereka sedang lemas karena haus atau pun lapar.Â
Kemudian, setelah film selesai mereka lebih berani berbicara atau mengemukakan pendap mereka ketika saya memberi sejumlah pertanyaan pemantik tentang cerita yang baru saja mereka tonton.
Hobi memutar film sebelum atau ketika proses pembelajaran di kelas tentu hanya salah satu cara dalam membangun suasana efektif di kelas ketika di bulan ramadan atau pun di luar bulan ramadan.Â
Setiap guru memiliki cara tersendiri untuk mengatasi "keloyoan" siswa. Dalam hal ini, mungkin karena saya gemar atau hobi menonton film sehingga dapat menggunakannya di kelas secara porposional.
Marendra Agung J.W
Sumber penelitian:Â Eko Priyo Purnomo and Fitri Ambar Lestari. (2021). The Effect of Watching Movies on Students' Speaking Ability in Indonesian Language. International Journal of Instruction, 14(2), 223-238.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H