Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Jenis Pertanyaan untuk Menguji Kemampuan Membaca Siswa

5 April 2023   05:34 Diperbarui: 10 April 2023   12:43 6166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 Jenis Pertanyaan untuk Mengasah Kemampuan Membaca Siswa ( Ilustrasi: Pixabay.com)

Sebagai guru bahasa Indonesia, kita perlu memberi atau membuat pertanyaan untuk menilai kemampuan membaca para siswa. Dalam hal ini, kita kerap kali terjebak pada kondisi "mentok", sehingga memberi pertanyaan yang cenderung itu-itu saja tanpa tahu bagaimana kualitas pemahaman yang dicapai siswa.

Kemampuan membaca memiliki tingkat capaian pemahaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu pertanyaan yang juga bertahap dan bertingkat untuk menguji pemahaman membaca siswa. Dalam pembelajaran teks cerpen misalnya, kemampuan membaca siswa akan terlatih dengan sejumlah instruksi guru berupa pertanyaan-pertanyaan.

Berdasarkan tingkat pemahamannya, setidaknya ada 5 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan untuk menguji pemahaman membaca siswa. Jenis-jenis pertanyaan tersebut saya coba pelajari  dan uraikan sebagai berikut:

1. Pertanyaan literal

Pertanyaan literal dapat digunakan untuk menguji pemahaman tingkat dasar dalam membaca. Pertanyaan literal ini dapat menguji pemahaman siswa pada tataran "mengetahui" dan "mengingat" apa yang dibacanya. 

Walaupun kerap dianggap pertanyaan tingkat dasar, namun tingkatan pemahaman literal menurut saya juga penting, untuk menguji bahwa siswa mengerti isi teks yang dibacanya.  

Guru dapat memberikan pertanyaan literal kepada siswa tentang informasi yang secara eksplisit atau tertulis pada teks. Jenis pertanyaan literal ini menuntut jawaban "tertutup", memiliki satu jawaban benar dan jawaban itu pasti, tersurat, tampak pada teks bacaan.

Contoh pertanyaan literal dapat guru gunakan dalam pembelaran membaca teks cerpen, misalnya sebagai berikut:
a.       Di mana Latar tempat cerita itu terjadi?
b.      Siapa nama tokoh ibu pada cerita itu?
c.      Cerita tersebut menggunakan sudut pandang orang ke berapa ?

2. Pertanyaan Interpretatif?

Pertanyaan Interpretatif untuk menguji pemahaman membaca pada tingkat yang lebih kompleks dibanding pertanyaan literal. Pertanyaan interpretatif menguji kemampuan siswa dalam membaca informasi teks yang tersaji secara tersirat. 

Pertanyaan interpretatif  ini akan menguji pemahaman siswa pada tataran berpikir "memaknai" dan "mengidentifikasi" teks yang dibacanya.

Guru dapat memberi pertanyaan interpretatif kepada siswa tentang informasi yang berada di balik kalimat atau paragraf. Jenis pertanyaan interpretatif menuntut kecermatan siswa, dalam menghubungkan makna informasi tersurat dengan makna informasi yang tersirat dalam teks yang dibacanya.  Sebab, jawaban dari pertanyaan ini berisi informasi yang tidak dinyatakan secara langsung oleh penulisnya di dalam teks.

Contoh pertanyaan interpretatif dapat guru gunakan pada pembelajaran membaca teks cerpen, misalnya sebagai berikut:


a.  Maksud pernyataan tokoh utama dalam kutipan dialog berikut adalah?
b. Kalimat yang menyatakan ketidaksetujuan tokoh ayah kepada tokoh anak pada cerita tersebut yaitu ...
c. Suasana tegang pada cerita tersebut terbangun dalam narasi yang terdapat pada paragraf ke ...

3. Pertanyaan Integratif

Pertanyaan integratif dapat digunakan untuk menguji pemahaman komprehensif siswa. Jenis pertanyaan ini memiliki kesamaan dengan interpretatif, yaitu menuntut siswa untuk memahami informasi tersurat kemudian menghubungkannya dengan informasi tersirat.


Jenis pertanyaan integratif ini menguji kemampuan siswa dalam "menyimpulkan" dan "merefleksikan" informasi berdasarkan informasi yang dibacanya. 

Dalam konteks pembelajaran cerpen, guru dapat memberi pertanyaan integratif untuk menguji apakah siswa memahami cerita secara holistik, yaitu memahami keseluruhan unsur-unsur yang membangun cerpen.  

Pertanyaan ini akan menuntut jawaban berupa informasi yang diperoleh tidak sepotong-potong, sehingga siswa mampu menghubungkan informasi satu dengan informasi yang lain pada teks yang dibacanya.

Contoh pertanyaan integratif dalam pembelajaran cerpen yang dapat digunakan oleh guru misalnya sebagai berikut:

a.      Penulis menceritakan tentang fenomema apa dalam cerpen tersebut ?
b.      Apa pesan moral yang hendak disampaikan pengarang dari cerpen tersebut?
c.       Bagaimana kritik sosial yang terkandung pada  cerpen tersebut ?

4. Pertanyaan kritis
 
Pertanyaan kritis dapst digunakan untuk menguji pemahaman membaca  pada tingkat yang lebih tinggi, baik dari pertanyaan literal maupun interpretatif dan integratif. Pertanyaan kritis menguji pemahaman siswa pada tataran "analisis" dan "evaluatif."

 Jawaban dari pertanyaan kritis cenderung "terbuka" karena siswa bukan hanya memahami informasi pada teks namun juga menghubungkannya dengan pengetahuan yang dimilikinya di luar teks yang dibacanya.

 Jenis pertanyaan ini menguji kemampuan siswa bukan hanya dalam membaca tersurat dan tersirat namun juga kemampuan siswa dalam "membaca tersorot". 

Siswa dituntut untuk membaca teks dengan "menyoroti" bagian-bagian penting untuk dinilai lebih dalam. Guru dapat memberikan pertanyaan kritis kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa dalam menilai kualitas informasi yang dibacanya.

 Contoh pertanyaan kritis dalam pembelajaran cerpen misalnya sebagai berikut:  

 a.      Ditinjau dari sudut pandang moral, siapakah tokoh yang paling bersalah dalam konflik cerita tersebut?
 b.      Apa kelebihan dan kelemahan cerpen tersebut berdasarkan aspek kebahasaan yang digunakannya?
 c.       Penggunaan kalimat yang tidak efektif terdapat pada cerpen tersebut yaitu pada bagian paragraf yang berbunyi ...

5. Pertanyaan kreatif

Pertanyaan kreatif dapat digunakan untuk menguji pemahaman membaca pada tingkat yang tinggi sebagaimana pertanyaan kritis. 

Jenis pertanyaan kreatif ini menguji pemahaman siswa bukan hanya dalam tataran analisis dan evaluatif namun juga produktif atau membuat. Guru dapat memberikan pertanyaan kreatif untuk menguji daya imajinasi dan logika berpikir siswa. 

Pertanyaan jenis ini akan menutut siswa untuk menghasilkan informasi dan gagasan baru berdasarkan hasil pembacaanya terhadap teks. Sehingga jawaban dari pertanyaan kritis cenderung terbuka namun tetap terikat logika dan relevansi makna.

Contoh pertanyaan kreatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran cerpen misalnya sebagai berikut :

a. Penutup yang tepat untuk kutipan cerita tersebut adalah ?
b. Dialog yang tepat untuk menggambarkan narasi cerita tersebut yaitu ?
C. Buatlah penyelesaian masalah yang tepat dari tokoh Ayah pada cerita tersebut ?

Kelima jenis pertanyaan tersebut dapat kita gunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, bukan hanya sebagai cara penilaian namun juga sebagai cara mengasah kemampuan bernalar (berpikir) siswa.

Marendra Agung JW. Maret 2023.

Sumber konsep dapat dibaca di:
-          Prof. Dr. Drs. Maman Suryaman, M.Pd  dan tim, Buku Siswa Bahasa Indonesia untuk kelas XI, terbitan Kemdikbud  Edisi Revisi 2017.

-          Teuku Husni, dalam Implementasi Literasi Baca Tulis Melalui Membaca Pemahaman ( http:/ lpmpaceh.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/IMPLEMENTASI-BUDAYA-LITERASI-BACA-TULIS-MELALUI-MEMBACA-PEMAHAMAN.pdf )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun