Orang Pintar, Berpengetahuan dan Berakal Sehat
Kiai Haji Ahmad Dahlan berpesan bahwa tujuan utama manusia hidup adalah selamat dunia dan akhirat. Dan akal sehat adalah kunci untuk menggapainya. Maka dari itu, akal sehat harus dijaga yaitu dengan pengetahuan. Sebab, akal tak ubahnya biji yang bersemai dari dalam bumi, yang akan tumbuh subur jika rajin disirami terus menurus.
Orang berpengetahuan yang mahir berbicara itu memerlukan penyimak yang baik. Orang yang punya pengetahuan banyak mampu bicara dengan tajam dan tepat sehingga orang jenis tersebut tidaklah mengherankan.Â
Orang yang lebih mengagumkan adalah orang yang menerima pembicaraan dari orang lain dengan baik, dan mampu membicarakan kembali hasil menyimaknya itu kepada orang lain tanpa miskonsepsi. Orang seperti ini lebih baik karena ia mampu menghidupkan pengetahuan.
Pengetahuan akan menyebabkan orang menjadi pintar. Orang yang pintar itu mengerti sesuatu yang akan membuatnya senang dan yang akan membuatnya menderita. Sedangkan orang bodoh tidak.Â
Orang pintar akan berupaya mencari jalan keluar dari penderitaan untuk mencapai kebahagiaan. Kendati demikian, orang pintar yang mampu keluar dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan itu tetap harus berhati-hati terhadap kesenangan atau kebahagiaan yang dicapainya.
Sebab, orang pintar sesungguhnya juga kerap lalai terhadap petunjuk Tuhan, kemudian terjerumus dalam ajakan nafsu. Maka secara tidak sadar mereka akan menuju kepada kesusahan juga.
Dengan demikian, Ahmad Dahlan juga mengingatkan bahwa orang pintar akan sama saja dengan orang bodoh jika tidak menyempurnakan akalnya. Orang dengan akal sempurna adalah orang pintar yang tidak biasa.Â
Orang pintar pada umumnya cenderung memiliki kesamaan dengan orang bodoh. Mereka sama-sama senang terhadap apa yang disetujuinya dan benci terhadap apa yang tidak disetujuinya. Maka sesungguhnya apa yang diputuskan oleh orang pintar dapat pula diputuskan oleh orang bodoh.
Atas dasar penjelasan itu, orang yang akalnya sempurna berlaku beda dengan orang pintar yang sama dengan orang bodoh tadi.
Salah satu contohnya, jika berhadapan dengan apa yang benar dan apa yang salah. Orang pintar berakal sempurna akan bersikap mantap, sedangkan orang bodoh akan goyah ketika menghadapi "salah" dan "benar" itu.