Apakah segala hal yang kita terapkan dengan dalih "kreatif" malah menjauhkan kita dari efektivitas pembelajaran itu sendiri?Â
Pertanyaan tersebut menyambung pertanyaan di awal tulisan ini. Bahwa efek teknologi yang semulanya solusi lantas kemudian dapat menjelma menjadi masalah.
Pertanyaan tersebut saya rasa sejalan dengan gagasan Daoed Joesoef bahwa masyarakat teknologi berisiko membunuh keberadaannya sendiri. Pertumbuhan teknologi menuntut adanya daya kreatif hingga kebebasan untuk bergagasan. Di lain sisi, sifat dasar organisasi dari pertumbuhan teknologi ini ialah keteraturan dan disiplin yang ketat. (Daoed Joesoef , 10 Wacana Aneka Masalah Kehidupan Bersama.Penerbit Buku Kompas. Hal 145.)
Bukankah keadaan ini akan menjadi bertentangan? Ketika kita harus kreatif di tengah ruang, yang juga mengharuskan kita disiplin dengan regulasi formal tertentu. Oleh sebab itu, kita harus merumuskan secara mandiri, bagaimana posisi teknologi yang proporsional, terlebih dalam dunia pendidikan formal dengan segala pagarnya dan aspirasi ilmunya. Teknologi jangan sampai menjadi kontraproduktif. Karena teknologi di kelas pada dasarnya hanyalat alat, bukan pusat.
Salam,
Marendra Agung J.W
November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H