Sebagai contoh pada kalimat berikut: Keahlian siswa tidak perlu diukur dalam bentuk produk material. Frasa "tidak perlu" dalam kalimat tersebut memberi makna sangkalan.
Opini yang berupa penilaian
Bentuk opini selanjutnya yaitu penilaian. Opini berupa penilaian merupakan sikap mengoreksi atau mengevaluasi. Oleh karena itu, kalimat opini yang berbentuk penilaian lebih menjelaskan bagaimana penulis melihat permasalahan atau fenomena yang sedang dibahas secara lebih seimbang.
Kritik dan penilaian dalam opini pada dasarnya satu kesatuan. Bahkan secara pengertian dasarnya, kritik adalah bentuk penilaian "baik" dan "buruk" terhadap suatu hal. Akan tetapi, dalam pembelajaran ini makna "kritik" lebih condong kepada penilaian buruk.Â
Sedangkan "penilaian" merupakan pendapat yang lebih menguraikan setiap sisi (baik-buruk) dengan lebih detail. Siswa dapat mempelajari opini yang berupa penilaian pada kalimat berikut: Keberhasilan pembelajaran yang tidak kalah penting adalah pembentukan semangat dan nilai-nilai kebangsaan.
Contoh tersebut akan membantu siswa menyimpulkan bahwa opini yang berupa penilaian adalah evaluasi penulis terhadap permasalahan secara lebih mendalam. Frasa "tidak kalah penting" memberi makna penilaian dalam kalimat tersebut. Setelah memahami opini berupa kritik dan penilaian, kemudian siswa juga mempelajari opini berupa prediksi.
Opini yang berupa prediksi
Opini yang berupa prediksi adalah bentuk dugaan yang berkaitan dengan dampak atau pun penjelasan tentang apa yang akan terjadi nantinya. Kalimat opini yang bermakna prediksi ini memiliki ciri antara lain mengandung adverbia "akan", konjungsi "jika-maka", "apabila", "kalau", "nanti", dan lain sebagainya.
Sebagai contoh pada kalimat berikut: Metode pembelajaran yang berorientasi pada ilmu-ilmu empiris akan memperkecil pemahaman nilai, semangat, serta ideologi kebangsaan.Â
Siswa dapat mencermati bahwa opini berupa prediksi tersebut menunjukan kenyataan yang belum terjadi, ditandai dengan adverbia "akan". Kendati demikian, kenyataan dalam kalimat tersebut mungkin saja terjadi karena prediksi timbul berdasarkan analisis tertentu. Oleh karena itu, pernyataan dalam kalimatnya mengandung potensi fakta, walau belumlah atau bukanlah fakta.
Belum selesai di situ, siswa juga akan mengenali opini yang berupa harapan dan saran. Kedua bentuk opini ini biasanya mengandung modalitas atau kata-kata adeverbia seperti kata seharusnya, sebaiknya, imbau, dan lain sebagainya.