Kini, semenjak punya teman baru, Cipruy dan Kepin jadi sering pamit ke masjid  lebih cepat dibanding biasanya, bukan karena semangat mereka meningkat, namun itu siasat. Sebenarnya mereka ingin transit ke tanggul terlebih dahulu, mampir di balik pohon bambu, guna bermain dengan teman baru yang menurut mereka aduhai itu.
Siang demi siang, sore demi sore mereka telah  bergaul rutin dengan teman baru itu.  Ketika Kepin masih terbatuk - batuk, Si Cipruy sudah mampu mengeluarkan asap dari hidung. Siang ini,  Kepin sedang berupaya mengeluarkan asap tipis dari hidung, sedangkan  Cipruy sedang berlatih gaya baru. Sambil membayangkan ayahnya ketika diruang tamu rumahnya, bibir Cipruy dimonyong-monyongkan seperti mulut ikan lohan.
 "Nih giliranmu, yang ini agak sulit tapi ayahku bisa membentuk asap lingkaran," oceh Cipruy sambil menyodorkan sebatang teman barunya itu. Kepin menyambut dengan jemarinya.
Tak disangka, tatkala mereka sedang asik bermain bersama sang teman baru itu, ternyata Kang Aeb, marbot masjid, melihat gerak-gerik mereka dari seberang sungai.
" Hoi! 'Lihai sekali kalian mengisap rokok!" Pekik Kang Aeb sambil menggulung tali pancing di dasar air sungai. Cipruy gelagapan bukan kepalang. Kepin pun demikian. Mereka tak bisa berkilah, tak sempat berucap apa-apa. Mereka serta merta lompat ke tanggul, lalu lari tunggang - langgang. Â
***
Kejadian  siang itu membuat Kepin disidang oleh ibunya,Â
" siapa yang ngajarin kamu, Dek? pasti Cipruy!" Geram ibunya suatu ketika. Kepin masih membisu, kemudian ibunya menyambar lagi, " baru juga masuk SMP sudah ngerokok ngerokok segala! Bikin malu orang tua aja!"
" Habisnya, Â Aku minta PS Â yang baru sama ayah, Â enggak dikasih-kasih," Â jawab Kepin mewek.
" Kamu ka udah punya. Lagi pula kamu udah makin dewasa, masa masih mau main -- main game segala, kaya anak SD aja kamu." Balas Ibunya.
" Bu, sekarang udah zamannya PS dua , anak SMP juga mainannya PS dua " Â Jawab Kepin.