Di atas kloset, ia dapati sebuah jam dinding yang masih aktif tergeletak di sana. Pria itu kebingungan, ketika memperhatikan  jam dinding itu.Â
" Jam macam apa ini? Mengapa yang ada hanya angka 1-5?" Â Ia spontan berkeluh kesah. Ia kebingungan.
Lagi-lagi ia mendapatkan sesuatu yang aneh. Ia sudah merasa kesal sendiri. Bosan dengan yang namanya heran, kaget, dan bingung yang bertubi-tubi ia rasakan sedari tadi.Â
Pria itu pun memilih tersenyum.Tersenyum lebar. Hingga gigi-giginya yang kuning itu nampak begitu jelas.
Ia sempat ingin tertawa geli, namun tak sempat terwujud. Sebab, bunyi petir terdengar lagi. Kini kekuatannya berlipat ganda. Jam dinding di atas kloset itu pun pecah. Dan hujan turun makin deras.
***
" Bang! Bangun! Â yang punya toko sudah bangun itu, tidak enak. "Â
Adzan subuh sambar-menyambar. Seorang wanita sedang membangunkan suaminya. Pria itu pun terbangun, dan melihat semuanya kembali seperti biasa. Sederhana.
" Oh, hujannya sudah reda ya."Â
Sepasang suami istri itu pun mulai sibuk berkutat dengan tumpukan kardus, gerobak dorong, dan anak pertama mereka yang masih tertidur di dalamnya.Â
Setelah semua terlihat sudah beres, mereka pun meninggalkan pelataran toko itu. Â Melanjutkan perjalanan.