Kalimat kompleks merupakan salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, khususnya di tingkat sekolah menengah. Tidak jarang, siswa mengalami kebingungan dan kesulitan dalam memahami kalimat kompleks. Wajar saja, karena dari namanya pun sudah menjanjikan suatu "kompleksitas".
Tidak semua siswa dapat mencerna penjelasan yang terlalu rumit, teoritis, penuh istilah yang mengawang-awang. Belum lagi, beban materi lainnya. Itu semua akan membuat siswa mengerutkan dahi.
Siswa dapat saja mempelajari konsep kalimat kompleks dengan lebih sederhana dan mudah. Salah satunya yaitu dengan membuat sejumlah poin ilustrasi yang lugas dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu saya mencoba membantu untuk menyederhanakan penjelasan tentang kalimat kompleks kepada siswa, pada uraian -uraian berikut ini.Â
Kalimat Kompleks: Seperti es campur, mengandung banyak "buah" dalam satu mangkok
Kalimat kompleks berisi lebih dari satu klausa atau "inti kalimat" sehingga sering juga disebut dengan kalimat manjemuk (banyak/beragam). Pengertian klausa atau inti kalimat secara sederhana adalah informasi dalam kalimat yang menunjukan makna informasi berupa kejadian atau pun keadaan.
Pengertian "inti kalimat" tadi dapat dipahami sebagaimana "buah" di dalam mangkok es campur. Siswa dapat membayangkan, dalam satu mangkok es campur terdapat lebih dari satu buah.
Begitu pula kalimat kompleks, yang dalam satu kalimat memuat lebih dari satu informasi inti.Â
Sebagai contoh pada kalimat, "Rini membaca komik." Kalimat tersebut, tidak disebut kalimat kompleks karena hanya ada satu "buah" atau satu informasi kejadian, yaitu membaca komik.Â
Berbeda jika kalimat itu diubah menjadi: Rini membaca komik ketika ayahnya menonton tv." Kalimat tersebut menjadi kalimat kompleks, karena mengandung lebih dari satu "buah", yaitu membaca komik, dan menonton tv.
Seperti semangkok es campur yang berisi banyak buah, kalimat kompleks juga dapat mengandung lebih dari dua "inti kalimat".
Misalnya pada kalimat, "Untuk mencegah kucing betinamu hamil, jangan dibiarkan mereka untuk berkeliaran keluar rumah, terlebih pada saat mereka mengalami birahi atau ingin kawin."Â
Kalimat tersebut mengandung lebih dari dua buah informasi inti yaitu mencegah kucing hamil, membiarkan kucing berkeliaran, kucing mengalami berahi, dan kucing ingin kawin.
Membedakan Kalimat Kompleks dan Kalimat Simpleks dengan Pertanyaan Sederhana
Kalimat kompleks sering kali dibedakan dengan kalimat simpleks, yang akrab disebut kalimat tunggal. Untuk mengecek perbedaan dari dua jenis kalimat itu, siswa dapat memberi pertanyaan terhadap suatu kalimat misalnya dengan pertanyaan "apa yang terjadi?"
Kalimat kompleks mengandung lebih dari satu jawaban dari pertanyaan "apa yang terjadi?" Sebagai contoh pada kalimat, " PPKM turun ke level tiga dan ganjil genap tetap berlaku hari ini."Â
Jika memberi pertanyaan "apa yang terjadi?" terhadap kalimat tersebut, maka ada dua jawaban. Pertama, terjadi penurunan level PPKM. Kedua, terjadi pemberlakuan ganjil genap hari ini.Â
Karena terdapat lebih dari satu jawaban, maka kalimat tersebut dapat dikatakan sebagai kalimat kompleks.
Pada kalimat simpleks, hanya terkandung satu jawaban dari pertanyaan "apa yang terjadi?". Misalnya pada kalimat, "YouTuber Sunny Dahye berencana datang dari Korea Selatan ke Indonesia."
Jika memberi pertanyaan "apa yang terjadi?" pada kalimat tersebut, maka jawabannya hanya satu yaitu Sunny Dahye akan datang ke Indonesia. Oleh karena itu, kalimat tersebut termasuk kalimat simpleks.
Bentuk Kalimat Kompleks: tidak selalu harus panjang, yang penting kandungan isinya
Kerap kali siswa terkecoh, karena menanggap kalimat kompleks selalu lebih panjang dari kalimat simpleks. Walau hal tersebut  sering terjadi, namun pada kondisi tertentu, kalimat kompleks dapat disajikan lebih singkat.Â
Dan sebaliknya, kalimat simpleks dapat menjadi lebih panjang dibandingkan kalimat kompleks.Â
Sebagai contoh pada kalimat berikut, "Aktris Choi Hee Seo mengunggah foto bersama Jang Ki Yong, Song Hye Kyo, Kim Joo Heon, Park Hyo Joo, dan Yoo Na Moo."Â
Kalimat tersebut termasuk kalimat simpleks (tunggal) karena hanya mengandung satu buah inti kalimat. Walau terkesan panjang, namun hanya ada satu kejadian yaitu Choi Hee Seo mengunggah foto.
Sedangkan pada kalimat berikut ini, "Sekolah Bisa Tatap Muka meski Guru Belum Divaksin."Â
Walau singkat namun kalimat tersebut tergolong kalimat kompleks, karena mengandung dua buah informasi inti, atau mengandung lebih dari satu kejadian. Pertama, sekolah sudah diperbolehkan untuk tatap muka. Kedua, guru-guru belum divaksin.
Dengan demikian, siswa dapat melihat bahwa panjang dan pendek  kalimat belum tentu menandakan jenis kalimat kompleks. Tergantung isi dari inti kalimat atau buah informasi pada kalimatnya.Â
Melalui ilustrasi pada uraian tulisan ini, siswa diharapkan dapat mengenali konsep dasar tentang jenis kalimat kompleks sekaligus kalimat simpleks.
Selain itu, siswa juga dapat memahami perbedaan kualitas kalimat dan kuantitas kalimat. Hal itu nantinya akan menjalar pada pembahasan mengenai efektivitas kalimat atau kalimat efektif.Â
Marendra Agung J.W
Agustus 2021.
Sumber teori/konsep tentang kalimat kompleks dapat dibaca di siniÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H