Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Mengapa Tidak Ada Modalitas di Baliho Politisi?

20 Agustus 2021   03:25 Diperbarui: 23 Agustus 2021   08:28 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Baliho bergambar AHY di Klaten (Sumber: SOLOPOS.COM -Detik.com)

Dalam kajian linguistik di Indonesia, modalitas telah diklasifikasikan ke dalam empat domain makna. 

Domain Makna Modalitas 

Pertama domain makna keinginan, harapan, permintaan dan ajakan, yang dikenal dengan sebutan modalitas intensional. 

Kedua, modalitas epistemik, dengan domain makna antara kemungkinan, keharusan dan kepastian. 

Ketiga modalitas deontik dengan domain makna perizinan atau perkenan. Dan keempat, modalitas dinamik, dengan domain makna kemampuan atau kesanggupan.

Misalnya, pada ungkapan yang tanpa modalitas seperti aku mencintai kamu, jika diberi modalitas intensional dapat menjadi: aku ingin mencintai kamu. Adverbia ingin memberi makna "maksud" niat dan kemauan. 

Selain itu, dapat pula menjadi: bolehkah aku mencintai kamu? Kehadiran adverbia bolehkah, memberi gradasi makna "maksud" berupa harapan atau pun permintaan.

Tuturan "aku mencintai kamu" yang tidak menggunakan modalitas itu, menyebabkan tertutupnya makna kemungkinan yang secara psikologis dapat dirasakan oleh lawan bicara atau pun pendengar. 

Tuturan tanpa modalitas tersebut menunjukan sikap menyuguhkan "kebenaran" atau informasi mutlak, yang tidak memberi ruang dinamika makna bagi pendengar.

Melirik Slogan pada Empat Baliho Politisi

Pada ranah komunikasi sosial seperti penggunaan slogan pada baliho, kalimat atau ungkapan tanpa modalitas rupanya lebih menjadi pilihan. Seperti yang dapat kita temukan pada baliho politisi yang viral saat pandemi belakangan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun