Dengan begitu, kita sebagai guru versi 5 umumnya  tidak membatasi pembelajaran di ruang kelas saja. Kita juga menjalankan pembelajaran  misalnya melalui atau menggunakan  media  sosial  ( medsos), blog,  layanan  platform pembelajaran dan mendorong siswa langsung menuju web atau sumber  ilmiah secara daring.
Walau paradigma pendidikan konektivisme tersebut  masih dalam proses penyempurnaan dan pengembangan, namun era pandemi covid 19 di Indonesia dan di dunia ini telah menunjukan bahwa paradigma konektivisme tersebut begitu terpakai. Salah satunya adalah maraknya penggunaan model pembelajaran jarak jauh ( distance learning) dan atau model blanded learning.
Kelima versi guru tersebut mungkin saja hadir dalam satu guru sekaligus. Sebab, Â paradigma tersebut pada dasarnya tidak saling menggantikan, melainkan saling melengkapi sesuai kebutuhan dan konteks zaman. Nah, bagaimana? Apakah kita sudah termasuk dalam versi-versi tersebut? Atau adakah pembaca sekalian yang memiliki versi lain di luar lima versi tersebut?
Bekasi.Â
Marendra Agung J.W
Sumber teori utama:Â
- satu ( untuk membaca / mengunduh buku rujukan: Teaching in Digital Age)
Sumber teori pendukung:
- satu ( buku digital teori belajar dan pembelajaran)
- dua (jurnal penelitian model pembelajaran blended learning)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H