Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membebaskan Siswa dari Disintegrasi Mata Pelajaran

30 Agustus 2020   13:21 Diperbarui: 31 Agustus 2020   04:27 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada konteks pembelajaran PJJ atau belajar di rumah, strategi ini sering diterapkan guru dengan pemanfaatan platform digital sebagai lokasi tugas belajar seperti blog atau youtube. 

Hanya saja belum terjadi kolaborasi antarguru sehingga terjadi "kemubaziran" orientasi pembelajaran. Jika kita berkolaborasi untuk menciptakan satu "produk" belajar berupa karya, maka dengan sekali berkarya siswa akan melampaui banyak kompetensi dari banyak mata pelajaran.

Mencerna Program Merdeka Belajar
Pada akhirnya, pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain akan membutuhkan formula penilaian yang lebih "terbuka". Pada konteks ini, kita dapat mencerna wacana Merdeka Belajar yang telah disosialisasikan Kemdikbud 2019 lalu. 

Selain secara administrasi seperti RPP menjadi lebih sederhana, namun pokok yang juga menarik ialah tentang asesmen literasi, numerasi, dan survei karakter sebagai pengganti UN, serta portofolio sebagai pengganti USBN.

Formula penilaian portofolio dapat membantu kita menyingkap banyak kompetensi esensial berdasarkan karya atau produk dari hasil penerapan pembelajaran berbasis proyek tadi. 

Sebagaimana yang disosialisasikan dalam modul penilaian portofolio terbitan Pusat Penilaian Pendidikan Jakarta, Kemdikbud, Desember tahun 2019, bahwa lingkup hasil belajar siswa yang tercangkup dalam portofolio salah satunya yaitu kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan praktik. 

Selain itu, asesmen literasi pun juga berpotensi mewujudkan interdisiplin ilmu, antara Bahasa Indonesia dengan kompetensi esensial dari mata pelajaran lain dan kebutuhan survei karakter.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka momen PJJ atau belajar dari rumah di masa pandemi Covid-19 ini merupakan kesempatan bagi para guru untuk latihan bersinergi menciptakan pembelajaran yang menguatkan pengetahuan "terintegrasi". 

Sebab, apabila strategi ini terbiasa kita terapkan mulai sekarang, maka akan tercipta proses pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun