Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lamunan Empok Hayat

2 April 2020   16:33 Diperbarui: 2 April 2020   20:32 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://static4.depositphotos.com/

" Masjid depan, Mpok. Lantai duanya. Saya ke sana yak, Mpok!"

Riuh sepeda motor serta teriakan seperti, busetdah! et masa iya, lah iya ayodah cepet!" terdengar silih berganti. Empok Hayat panik. TV diletakan di atas lemari, pakaian ditumpuk di atasnya. 

Air kali mulai memasuki rumah. Barang-barang berharga dipaksakan masuk ke dalam tas sekolah putranya. Lambat laun betisnya merasakan dingin air coklat itu. Setelah membuka payung, Empok Hayat tinggalkan rumah.

Sekitar lima meter berjalan, langkahnya tiba-tiba terhenti. Empok Hayat teringat sesuatu dalam akuariumnya. Ia sempat membalik punggung, memandangi rumah. 

Tapi dengkulnya mulai tenggelam. " Mpok. Ayo ah!" tetangganya menyadarkan. Empok Hayat teruskan langkah berat kakinya karena terpaan arus air kali. 

Februari 2020. (Marendara Agung J.W)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun