Pagi ini kami beruntung karena cuaca dan ombak sedang baik, sehingga boat dapat merapat ke pelabuhan Mushroom yang lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel kami. Begitu mendarat dengan berbasah basah lagi, kami segera disambut beberapa orang yang menawarkan penyewaan sepeda motor. Namun karena hotel Abian Hut yang akan kami singgahi sudah menyediakan jemputan, maka kami menolaknya secara halus.
Kepada petugas front office saya juga sampaikan keinginan untuk menyewa satu sepeda motor yang akan kami pakai menjelajah pulai Lembongan. Sesaat setelah kami check in, meletakkan barang dikamar, mulailah petualangan kami dengan sepeda motor matic yang kami sewa hari ini.
Sepinya Wisata di Lembongan
Sore sekitar jam 16 sebelum kami menuju ke Mahagiri resort yang berada di ujung utara Lembongan untuk menyaksikan sunset di tepi pantai, kami menyinggahi dulu warung kopi Kenya yang berlokasi tidak jauh dari pelabuhan Jungut Batu. Kami sudah berencana untuk ngopi-cantik dulu di Kopi Kenya yang pada kunjungan sebelumnya pernah kami singgahi dan kami suka dengan kopinya dan pemandangan tepi pantai.Â
Setelah beberapa bulan berlalu rupanya barista kopi Kenya masih mengenali kami dan kali ini, entah karena sepinya pengunjung atau memang sedang pusing memikirkan cafenya yang sepi, dia ikut nimbrung ngobrol dengan kami dan banyak bercerita, tepatnya curhat, tentang sepinya kunjungan wisata ke Lembongan selama beberapa bulan terakhir. Menurutnya banyak teman temanya yang bekerja dihotel dan restoran besar mulai dirumahkan sementara atau jam kerjanya dikurangi.Â
The Deck cafe and bar sebagai tempat yang paling ramai dikunjungi pelancong asing di kawasan Jungut Batu selama beberapa minggu ini hanya dikunjungi oleh sedikit tamu. Tentusaja ini membuat para pekerja dibidang hospitality ini mulai merasa was was akan kehilangan pekerjaan bila situasi terus berjalan seperti ini.
Nusa Penida Festival
Sore itu areal tempat digelarnya acara mulai dibanjiri pengunjung yang kebanyakan didominasi oleh orang lokal dan mungkin hanya sekitar 10 persen adalah pengunjung dari pelancong asing. Fokus kami tetap, sebelum bergeser melihat lihat stand dan panggung yang berada di area acara kami menuju hamparan pasir putih yang cukup luas untuk menunggu sunset. Sungguh kebetulan sore ini cuaca sangat bagus, beberapa awan tipis berarak tapi tidak menutup pemandangan matahari yang secara perlahan mulai tenggelam. Â Pemandangan yang luar biasa.Â
Tentu saja kamera ponsel kami tidak berhenti mengabadikan saat saat indah ini. Semburat cahaya jingga di ufuk barat mengantar tenggelamnya matahari yang membawa kami bergeser menuju lokasi acara. Ada puluhan stand yang menjajakan berbagai paket makanan; souvenir khas Bali, khususnya kain tenun endek dan panggung hiburan di acara ini. Kursi dan sofa pantai warna warni digelar dipasir putih membuat orang tertarik untuk membeli makanan atau sekedar minuman sambil duduk ngobrol. Semakin malam pengunjung semakin ramai membanjiri lokasi acara.Â