Lawan bicara, mungkin  ingin mengatakan sesuatu yang bersifat sensitif atau baarangkali  tentang sebuah kisah sedih dan traumatik tapi dibayang-bayangi kekhawatiran  berlebihan. Walhasil, ia merasa sangat terbebani dan terkesan  berat  untuk mengatakannya.
Dalam kasus lain, lawan bicara sepertinya sangat  ingin menjelaskan ihwal mengapa sesuatu yang ia alamai atau temui terasa sangat berkesan dan mengasyikan baginya. Tapi sayangnya, ia tampak kesulitan saat  menjelaskan detail dari pengalaman yang ia alami dan atau selalu mengulang-ulang cerita.
Tak menutup kemungkinan juga, lawan bicara sedang berusaha  mengungkap fakta yang sangat penting dan pelik, tapi karena wawasan intelektualitasnya amat terbatas, ia malah terus-menerus  menceritakan hal-hal mendetail dari sebuah fakta.
Di hadapkan pada situasi seperti tergambarkan di atas, seorang pendengar yang baik, paham bagaimana mengoreksinya. Misalnya, dengan lembut meminta lawan bicara untuk mengungkapkan perasaannya dengan lebih intens dan menguraikan  emosinya secara gamblang.
Pendengar  membantu lawan bicara untuk menyudahi sub-plot yang mengalami kebuntuan lalu mendorong lawan bicara kembali ke cerita utama.
Saat lawan bicara kesusahan bertutur, misalnya karena ketakutan-ketakutan tertentu, maka, pendengar yang baik  akan tampil sebagai pelindung dan pemberi jaminan rasa aman serta  memberikan dukungan penuh.
Pendengar jenis ini, mestilah memiliki sebuah pemikiran yang terbuka dan mau menerima  apapun yang dikatakan lawan bicara,  termasuk pengakuan-pengakuan penting dari mulut lawan bicara,  tanpa buru-buru memberikan penilaian baik dan buruk.
Konfirmasi dan klarifikasi
Sedari awal, kegiatan bincang-bincang yang baik harus sudah memiliki tujuan.  Sekurang-kurangya terdapat  dua tujuan utama  sebuah bincang-bincang yaitu  klarifikasi dan konfirmasi.
Pada umumnya, seseorang akan berusaha  menyimpan  perasaannya  dan enggan  diungkapkan secara terbuka lantaran takut  akan dipermalukan dan atau  khawatir  perkataannya akan  menyinggung perasaan orang lain.
Perasaan-perasaan itu misalnya saja  kecemburuan pada teman kerja atau sekolah,  kekecewaan dalam  asmara, perasaan  dan pendapat jujur tentang keluarga, kebiasaan-kebiasaan memalukann, hingga berkaitan dengan fantasi liar.  Â