Masing ingat komentar pesulap terkemuka Jepang Cyril Takayama tentang performa Yoda dalam salah satu episod Indonesian Idol?  Dari layar TV seingat saya Takayama berujar begini: "Sudah abaikan saja komentar-komentar orang lain (maksudnya para juri),  teruslah menyanyi dengan gayamu, saya mendukungmu."
Pernyataan ini pada derajat tertentu mirip dengan pendapat John Lennon yang pada satu kesempatan pernah berucap  "Aku tidak tahu akan ke mana tujuan pertamaku--rock n rol atau kekristenan." Takayama dan Lennon menempatkan rock sebagai tak semata genre dalam bermusik tapi lebih dari itu rock adalah sejenis pilihan hidup.
Komentar Takayama adalah khas seorang penggemar musik rock garis keras. Fanatikus musik rock terkesan menutup mata pada penilaian-penilaian miring atas penampilan Yoda di pentas Indonesian Idol 2012 dalam beberapa penampilan terakhirnya baik dari Dhani, Agnes , Anang, dan pernah sekali oleh Jay yang beranggapan Inggris versi Yoda adalah "Inggris Ngapak."
Fanatikus musik rock di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, tak bisa dibilang sedikit. Selain energi rock yang atraktif karena mengobarkan semangat juang juga karena rock sudah berakar cukup lama di republik ini, rock kira-kira sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak era akhir 1960-an hingga saat ini; Â saksi hidupnya masih bisa kita saksikan pada salah satu band legendaris God Bless.
Demam rock tak hanya menjangkiti orang banyak di arus bawah, nama-nama beken tercatat sangat gandrung musik rock; Guruh Soekarno Putra, Abdurrahman Wahid (alm), Â bahkan saudara Gus Dur yang biasa disapa Gus Iim termasuk maniak rock. Â Di belahan dunia lain ada seorang aktivis dan seniman yang belakang menjadi Presiden Ceko, Vaclav Havel (Alm), yang sangat gemar rock dan secara intersif menjali hubungan dengan para rocker terkemuka salah satunya Lou Reed yang baru-baru ini menelurkan mini album bersama Metallica.
Musik rock Indonesia relatif masih bisa tegak berdiri di tengah gempuran berbagai genre musik yang ada di Indonesia seperti dangdut, pop, melayu total, dan lain sebagainya. Dengan adanya Yoda yang mewakili genre musik rock di ajang Indonesian Idol 2012, para penggemar berat  rock Indonesia merasa tertantang untuk turut berpartisipasi menjaga panji  musik rock untuk tetap berkibar.
Terlepas dari adanya desas-desus  perihal rekayasa sms, kemungkinan besar tangan-tangan tak kelihatan dari para fanatikus rock yang bertebaran di seluruh Indonesialah yang selama ini menyelamatkan Yoda dan menjaganya tetap berjuang dan syukur-syukur menjuarai ajang Indonesian Idol 2012.
Yoda di mata para milisi rock se-Indonesia dianggap sebagai penjelmaan dari musik rock itu sendiri. Musik rock yang oleh legenda swing Frank Sinatra diartikan sebagai: "yang paling brutal, buruk, menyiratkan keputusasaan, bentuk paling kejam dari ekspresi" tapi di mata para penggemarnya justru dipahami sebagai hidup itu sendiri.
Pertanyaan besarnya ialah kenapa Yoda pada setiap penampilannya selalu mendapat "angka merah" dari para juri?
Mari kita simak pendapat forntman U2 Bono tentang rock: "Sebagai seorang bintang rock, saya memiliki dua naluri, saya ingin bersenang-senang, dan saya berkeinginan untuk mengubah dunia. Saya mempuyai kesempatan untuk melakukan keduanya."
Kesan saya Bono sedang berbicara tentang attitude, tentang sikap tulus yang harus ditampilkan seorang rocker. Rock di mata Bono jelas tak semata sebagai gaya hidup yang menekankan hura-hura, urakan, kesenangan, pengucapan bahasa asing yang fasih, teknik vokal dramatis, aksi musik akrobatik, teriak-teriak sampai urat leher bertonjolan, tapi rock lebih daripada itu juga sekaligus pilihan hidup, sikap tegas dan lugas yang menunjukkan komitmen sosial. Singkat kata, ada visi jauh ke depan di balik musik rock yang ini saya kira tak terendus dalam diri Yoda.
Perilaku Yoda di atas pentas seakan laku beralas desain sadar dari seseorang yang sedang bersandiwara meraih begitu banyak dukungan sms dari penonton. Akibatnya ia miskin spontanitas yang wajar, defisit kerendahhatian dan kesederhanaan; pokok-pokok yang justru termanifestasi dalam diri Regina dan pada tingkat tertentu pada Sean, dua pesaing berat dari Yoda.
Dengan gambaran centang perenang di atas Yoda punya kekuatan dan kelemahan sekaligus. Kekuatannya ia berdiri di atas genre musik yang solid, teruji, dan memiliki basis dukungan sangat kuat. Kelemahannya datang dari sesuatu yang ada di luar rock, yaitu pada situasi psikologisnya sendiri yang belum apa-apa tapi sudah percaya diri berlebihan untuk tampil layaknya rocker; saya pribadi selalu merasa cemas dan tidak nyaman tiap menyaksikan aksi Yoda. Kenyamanan menikmati suguhan musikal justru saya dapatkan ketika menyaksikan aksi Regina yang semakin hari semakin matang dan  seolah-olah tak terbendung lagi untuk menjadi idola baru Indonesia.
Akhirnya masih ada beberapa pentas lagi untuk menentukan idola baru. Regina, Yoda, dan Sean masih punya peluang sama menjadi idola. Di antara ketiganya , Sean adalah teka-teki. Ia bisa saja menjadi juara mengingat potensi luar biasa yang saya yakin belum sepenuhanya ia artikulasikan. Regina jelas tak tebendung lagi dan Yoda, tanpa ada perubahan sikap berarti kemungkinan besar ia akan tersingkir dari perburuan menjadi idola baru. Tanpa perubahan signifikan yang dilakukannya Yoda kemungkinan akan terempas bukan oleh sms atau penialain juri tapi oleh pesona dari rock itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H