Keadaan semakin berat, ketika oknum-oknum penyelenggara Pemerintahan ikut-ikutan diam apalagi membiarkan, seperti tak menemukan pasal yang bisa digunakan untuk mengantisipasi dan membuang benih kebencian diantara rakyatnya.
Keterbelahan anak Bangsa, serasa membuat frustrasi sebahagian masyarakat.
Tabiat buruk pun menjadi subur, seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang seakan resmi dan terang-terangan.
Terbaca seakan, keterbelahan dibiarkan untuk menyerap perhatian sehingga penyimpangan seperti  KKN berjalan mulus luput dari perhatian.
Dalam kondisi seperti itu, menjadi sulit membayangkan kearah mana masa depan Indonesia sedang diarahkan.
Apakah masih berkomitmen sejalan dengan cita-cita Proklamasi 1945?.
MASIH BANGKITKAH INDONESIA, KEMANA ARAH KEBANGKITAMU.
Kita, Bangsa ini, jangan pernah membiarkan kebhinekaan terpolarisasi menjadi Cebong dan Kadrun.
Berhentilah.
Itu hanya memberi bau busuk dimulut. Dan menjadikan Hati hitam tak punya rasa. Â
Negeri dan Bangsa ini kaya, bahkan boleh jadi terkaya didunia. Kaya buminya, kaya budayanya, kaya alam dan keindahannya, kaya fauna dan floranya, kaya sumberdaya alam dan manusianya.
Inilah potongan surga didunia.
Peristiwa dikeluarkannya Adam dan Hawa dari Surga, adalah peringatan keras Sang Kreator.