Penjajah/kolonialis Inggris, Portugis, Belanda dan Jepang sudah lama berlalu dari bumi Indonesia.
Anehnya politik pecah belah "devide et impera", cara klasik kaum penjajah justru makin marak sekarang.
Sedemikian kerasnya politik pecah belah dilakukan penjajah. Tidak hanya memuja dan menghasut, menyusup dan menanam kebencian, merangkul dan menepiskan, bahkan menggunakan pendekatan agama dan banyak cara lainnya, tetapi semua upaya itu gagal.
Memang kemerdekaan atas nama Indonesia, baru dicapai ratusan tahun kemudian.
Namun jika dilihat dari kesukuan, budaya dan wilayah, banyak tempat sudah merdeka, bahkan sebahagian tidak tersentuh penjajahan.
Lamanya perjuangan kemerdekaan, karena ada "roh" yang menghubungkan dan mengikat antar suku, budaya dan wilayah, yang ingin membangun kebersamaan dan persaudaraan serta hidup bersama.
Semangat kebangsaan sejak pra kemerdekaan sudah ada dan terus tumbuh.
Sekalipun Indonesia belum ada, namun Nasionalisme sudah menjadi aura elit terpelajar yang mulai sadar perlunya pendekatan politik dalam perjuangan Kemerdekaan.
Dari sana mulai ada Gerakan kebangkitan Nasional.
Dalam rangkaian Kebangkitan Nasional itu, terjadilah 2 peristiwa penting yang saling berkaitan. 20 Mei 1908 berdirinya Perkoempoelan Boedi Oetomo dan 28 Oktober 1928 terjadi Soempah Pemoeda.
Mengapa Pemuda, karena merekalah  pewaris, penjuru dan pemilik Bangsa dan Negara.
Pendirian Budi Utomo adalah gagasan Dokter Wahidin Soedirohusodo. Awalnya Wahidin yang sering berkeliling kota-kota besar di Jawa untuk mengkampanyekan gagasan mengenai bantuan dana bagi pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu sekolah sekaligus untuk memperbaiki kualitas kehidupan bangsa.