Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adaptasi Kehidupan Baru: Antara Idul Fitri dan Idul Adha 1441 H

30 Juli 2020   14:10 Diperbarui: 30 Juli 2020   15:42 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara Iedul Fithri dan Iedul Adha, sekitar 64 hari, tampak dari data diatas bahwa PERTAMBAHAN kasus Indonesia 1,5 kali lebih cepat dari dunia, dan kematian 1,9 kali dibanding angka dunia.

Selain FATALITAS kasus di Indonesia yang lebih tinggi dibanding rata-rata Dunia.
Juga dilaporkan bahwa usia yang terserang virus Covid-19 menyerang semua usia, sejak Balita hingga Lanjut Usia, dan yang terbanyak pada usia diatas 40 tahun, terutama sangat berisiko kematian pada kasus dengan penyakit penyerta (komorbiditas) seperti Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes, Gangguan Paru serta Asma.

Masalah lainnya yang menonjol, bahwa penyebaran virus Covid-19 ini menurut WHO telah terjadi transmisi antar orang dan masyarakat (community spreads) dan melalui moda transportasi (transport spreads), disamping terjadi melalui media udara tidak hanya melalui droplets/percik ludah orang terinfeksi yang batuk/bersin.

Repotnya, diketahui pula bahwa lebih 60% mereka yang terinfeksi Covid-19 berada disekitar kita karena dia tidak memiliki gejala khas orang sakit. Orang ini disebut Orang Tanpa Gejala (OTG).

DUNIA GUNAKAN HADIST RASULULLAH MENCEGAH COVID-19

Sebagai manusia yang diciptakanNya "..sesempurna sempurnanya ciptaan". Dan mendapat tugas Khalifah atau pemimpin diatas dunia sebagai "rahmatan lil'alamin", maka semangatnya di gerakkan perintah Allah SWT untuk "menolong sesama adalah sama dengan menolong seisi dunia".  

Peristiwa pandemik Wabah pernah terjadi di zaman Rasulullah Muhammad SAW, pada abad ke-7 sekitar tahun 632 M atau tahun 18 Hijryah.
Ketika itu terjadi Wabah Tha'un di Amwas, Negeri Syam, wilayah tempat lahir semua agama Jahudi, Kristen dan Islam.
Ketika itu sekitar 20.000 orang meninggal, atau lebih separuh dari penduduk Negeri Syam.

Dr.Craig Considine, seorang Sosiolog populer Rice University Amerika Serikat, yang Opininya luas keberbagai media global seperti New York Times, CNN, Al Jazeera, Newsweek, BBC, CBS News, Washington Post, France-24, Toronto Star dan banyak lagi.
Menulis di Newsweek pada pertengahan Maret 2020 tentang Pemikiran dan Kebijakan Nabi Muhammad SAW menghadapi Wabah.

Considine membuat kejutan dengan artikel berjudul, "Can the Power of Prayer Alone Stop a Pandemic like the Coronavirus? Even the Prophet Muhammad Thought Otherwise".

Maknanya kira-kira, Bisakah Do'a menghentikan Pandemi Covid-19, Sementara Nabi Muhammad SAW berfikir sebaliknya seperti Hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, "Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri, maka jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu, janganlah kalian keluar untuk lari darinya". (H.R.Bukhari & Muslim).

Sabda Rasulullah SAW itu kemudian menginspirasi Management Disaster dengan istilah : Lockdown, Quarantine, Isolation dan Social Distancing.
Bahkan kepada mereka yang rela dan sabar patuh berdiam di wilayah wabah (karena dilarang), Rasulullah SAW mengatakan mereka Syahid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun