Mohon tunggu...
Ashadi Budi
Ashadi Budi Mohon Tunggu... -

Dokter Spesialis T.H.T.K.L, RSU Tangerang, RS Proklamasi BSD, RS Pondok Indah Bintaro Jaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gendang Telinga Bolong, Perlu Ditambal Nggak?

19 Juli 2016   09:26 Diperbarui: 4 April 2017   16:44 17712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: commons.wikimedia.org

Pertanyaan yang cukup sering ditanyakan pasien ke saya. Seberapa penting sih operasi tambal gendang telinga (Timpanoplasti)?

Pertama-tama, kita harus tau fungsi dari gendang telinga.

Gendang telinga atau disebut juga membran timpani adalah selaput yang memisahkan saluran suara luar (warna hijau), dengan rongga dalam gendang telinga (warna merah). Gendang telinga berfungsi untuk menghantarkan suara ke pusat penangkap suara yang disebut juga koklea (Ruang/ rumah Siput).

Gendang telinga juga berfungsi sebagai pemisah antara dunia luar dengan rongga di dalam gendang telinga. Bayangkan gendang telinga ibarat drum/ alat musik gendang dengan ruangan dalamnya yang harus selalu bersih. Jika kulit drum itu robek, maka setiap kali ada kuman masuk, akan terjadi penyakit Otitis Media atau Radang telinga tengah alias Congek.

Kondisi gendang telinga pecah tidak selalu menyebabkan infeksi. Orang yang gendang telinga nya pecah memiliki risiko untuk terjadi infeksi/radang telinga tengah berulang. Jika telinga sedang terinfeksi, maka tanda yang paling jelas adalah keluar cairan dari telinga. Cairan bisa berlendir bening, atau bisa saja sampai bau seperti nanah. Saat kondisi seperti ini dokter THT akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi infeksi tersebut. Tapi ingat, obat-obatan tidak bisa menyembuhkan gendang telinga yang pecah.

Jika terjadi kerusakan, tentu secara alami tubuh kita akan berusaha memperbaiki. Dalam hal ini, jika pecah gendang telinga pertama kali, gendang telinga tersebut akan berusaha menutup sendiri. Jika kondisi bebas infeksi, biasanya gendang telinga bisa menutup sendiri. Tapi jika setelah 2 minggu gendang telinga tidak menutup sendiri, biasanya lubang di gendang telinga akan permanen.

Kalau sudah ada lubang yang permanen, setiap kali kemasukan kuman (akibat kemasukan air, atau kotoran akibat korek-korek telinga) akan terjadi Otitis Media/ Radang telinga tengah/ Congek berulang. Kalau terjadi berulang, robekan di gendang telinga akan semakin besar, belum lagi kondisi infeksi berulang akan membuat fungsi dari saraf pendengaran yang ada di rumah siput semakin menurun. Akhirnya infeksi bisa menyebabkan tuli saraf.

Kondisi infeksi berulang pun memaksa dokter THT untuk meresepkan antibiotik tetes berulang. Belum lagi pasien yang seringkali mengulang-ulang sendiri resep tersebut. Kalau berulang-ulang fungsi saraf pendengaran pun akan semakin menurun.

Pertanyaan yang sering ditanyakan selanjutnya, kalau saya tidak pernah keluar cairan dari telinga tapi gendang telinga saya lubang. Apa juga perlu ditambal?

Tentu, karena gendang telinga yang terbuka adalah sumber dari infeksi berulang dan gangguan pendengaran

Jadi apa yang sebaiknya dilakukan jika gendang telinga pecah/ berlubang?

Biasanya saya akan melihat kondisi pasien sesuai usia & aktivitas.

Pada anak-anak, biasanya saya akan sarankan tunda hingga liang telinga cukup lebar. Liang telinga anak-anak masih akan tumbuh, sedangkan luka akan membuat liang telinga anak terbentuk jaringan parut yang dapat membuat liang telinga menyempit. Tidak selalu terjadi, tetapi bila terjadi komplikasi ini tentu akan sangat merepotkan. Belum lagi fungsi saluran tuba eustachius (saluran penghubung hidung ke telinga) pada anak biasanya masih cenderung sering tersumbat. Operasi gendang telinga pada anak-anak lebih diutamakan pada infeksi telinga yang sering kali berulang.

Pada dewasa, terutama pada dewasa muda operasi gendang telinga merupakan hal yang paling direkomendasikan, karena pola hidung dewasa muda yang cenderung lebih aktif, misalnya seperti aktifitas berenang. Belum lagi kebiasaan korek-korek telinga yang sering mengakibatkan infeksi akan menjadi lebih berat.

Pada orang lanjut usia, biasanya tergantung dari aktifitas pasien. Jika pasien masih beraktifitas tinggi dan memerlukan komunikasi, sangat disarankan untuk menambal gendang telinga. Pertimbangan tidak melakukan operasi gendang telinga pada orang lanjut usia cenderung pada permasalahan fisik lainnya seperti adanya penyakit gangguan jantung, ginjal, atau diabetes mellitus (kencing manis). Boleh atau tidaknya dilakukan operasi tergantung dari hasil-hasil pemeriksaan sebelum operasi.

Apakah ada risiko operasi?

Setiap prosedur tindakan tentu ada risiko, namun tentu kita perlu menimbang baik buruknya setiap prosedur jika dilakukan operasi, atau jika tidak dilakukan operasi. Selain risiko dari tindakan pembiuasan, risiko yang bisa terjadi setelah operasi gendang telinga adalah kebocoran berulang, infeksi, perdarahan, vertigo, dan muka mencong. 

What? muka mencong? iya betul, karena di dalam gendang telinga terdapat saraf wajah yang melintang, jika terkena trauma bisa membengkak dan membuat muka mencong menyerupai penyakit Bell's Palcy. Walaupun jarang sekali terjadi, hal ini merupakan komplikasi yang dikhawatirkan. Risiko dari tindakan tentu akan semakin berkurang jika kondisi pasien tidak terlalu berat, dan akan semakin besar risiko-risiko itu terjadi jika kondisi sebelum operasi lebih berat.

Pada saja risiko yang bisa terjadi kalau gendang telinga lubang tidak dioperasi? Yang jelas jika sering keluar cairan apalagi bau, risiko untuk terjadi tuli saraf, ventigo, infeksi otak, dan muka mencong akan lebih besar..

Loh? Kok kalo ga dioperasi muka mencong juga? Ya, karena infeksi berulang yang berat yang ditandai bau busuk dari telinga bisa menyebabkan risiko yang lebih besar jika tidak dioperasi. Mudah nya begini, penyakit congek ada 2 tipe, tipe aman dan tipe bahaya. Tipe aman biasanya lebih jarang keluar cairan, sedangkan tipe bahaya lebih sering keluar cairan dan berbau.

Tanda jelas dari tipe bahaya adalah adanya kolesteatoma di dalam gendang telinga. Kalau tipe bahaya tentu risiko penyakit memberat akan lebih besar dari tipe aman. Jadi tentu pada tipe bahaya operasi merupakan hal yang wajib. Karena risiko-risiko yang disebutkan di atas pasti akan terjadi walaupun lambat.

Operasi merupakan operasi mikroskopis yang dapat dilakukan langsung dari liang telinga tergantung besar kecilnya lubang, dan sering tidaknya riwayat keluar cairan. Dalam beberapa kondisi (sesuai kebutuhan), operasi bisa dilakukan dengan melakukan pembedahan dari belakang liang telinga. Biasanya dokter akan menjelaskan tujuan utama dari operasi yang bisa saja berbeda untuk setiap orang

 Tujuan operasi utama adalah untuk mendapatkan gendang telinga utuh dan bebas infeksi. Sedangkan prosedur perbaikan pendengaran dapat dilakukan pada saat bersamaan, atau bisa saja dilakukan pada tahap kedua. Tergantung kondisi pasien saat itu.

Perawatan setelah operasi juga merupakan prosedur yang penting dilakukan. Saat setelah operasi, pasien akan bangun dalam kondisi liang telinga disumbat. Jika operasi dilakukan dari belakang liang telinga biasanya dokter akan memasang perban elastis. Rasa nyeri saat operasi cukup minimal jika dibandingkan dengan operasi amandel.

Pasien perlu menjaga agar tidak buang ingus keras setelah operasi selama masih terpasang sumbatan liang telinga. Jika pasien akan bersin atau batuk, pasien perlu buka mulut, agar tekanan tidak masuk ke dalam telinga yang dapat mengganggu penyembuhan gendang telinga yang baru.

---

Semoga bermanfaat,
dr. Ashadi Budi, Sp.THT-KL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun