Mohon tunggu...
Ashadi Budi
Ashadi Budi Mohon Tunggu... -

Dokter Spesialis T.H.T.K.L, RSU Tangerang, RS Proklamasi BSD, RS Pondok Indah Bintaro Jaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gendang Telinga Bolong, Perlu Ditambal Nggak?

19 Juli 2016   09:26 Diperbarui: 4 April 2017   16:44 17712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: commons.wikimedia.org

Biasanya saya akan melihat kondisi pasien sesuai usia & aktivitas.

Pada anak-anak, biasanya saya akan sarankan tunda hingga liang telinga cukup lebar. Liang telinga anak-anak masih akan tumbuh, sedangkan luka akan membuat liang telinga anak terbentuk jaringan parut yang dapat membuat liang telinga menyempit. Tidak selalu terjadi, tetapi bila terjadi komplikasi ini tentu akan sangat merepotkan. Belum lagi fungsi saluran tuba eustachius (saluran penghubung hidung ke telinga) pada anak biasanya masih cenderung sering tersumbat. Operasi gendang telinga pada anak-anak lebih diutamakan pada infeksi telinga yang sering kali berulang.

Pada dewasa, terutama pada dewasa muda operasi gendang telinga merupakan hal yang paling direkomendasikan, karena pola hidung dewasa muda yang cenderung lebih aktif, misalnya seperti aktifitas berenang. Belum lagi kebiasaan korek-korek telinga yang sering mengakibatkan infeksi akan menjadi lebih berat.

Pada orang lanjut usia, biasanya tergantung dari aktifitas pasien. Jika pasien masih beraktifitas tinggi dan memerlukan komunikasi, sangat disarankan untuk menambal gendang telinga. Pertimbangan tidak melakukan operasi gendang telinga pada orang lanjut usia cenderung pada permasalahan fisik lainnya seperti adanya penyakit gangguan jantung, ginjal, atau diabetes mellitus (kencing manis). Boleh atau tidaknya dilakukan operasi tergantung dari hasil-hasil pemeriksaan sebelum operasi.

Apakah ada risiko operasi?

Setiap prosedur tindakan tentu ada risiko, namun tentu kita perlu menimbang baik buruknya setiap prosedur jika dilakukan operasi, atau jika tidak dilakukan operasi. Selain risiko dari tindakan pembiuasan, risiko yang bisa terjadi setelah operasi gendang telinga adalah kebocoran berulang, infeksi, perdarahan, vertigo, dan muka mencong. 

What? muka mencong? iya betul, karena di dalam gendang telinga terdapat saraf wajah yang melintang, jika terkena trauma bisa membengkak dan membuat muka mencong menyerupai penyakit Bell's Palcy. Walaupun jarang sekali terjadi, hal ini merupakan komplikasi yang dikhawatirkan. Risiko dari tindakan tentu akan semakin berkurang jika kondisi pasien tidak terlalu berat, dan akan semakin besar risiko-risiko itu terjadi jika kondisi sebelum operasi lebih berat.

Pada saja risiko yang bisa terjadi kalau gendang telinga lubang tidak dioperasi? Yang jelas jika sering keluar cairan apalagi bau, risiko untuk terjadi tuli saraf, ventigo, infeksi otak, dan muka mencong akan lebih besar..

Loh? Kok kalo ga dioperasi muka mencong juga? Ya, karena infeksi berulang yang berat yang ditandai bau busuk dari telinga bisa menyebabkan risiko yang lebih besar jika tidak dioperasi. Mudah nya begini, penyakit congek ada 2 tipe, tipe aman dan tipe bahaya. Tipe aman biasanya lebih jarang keluar cairan, sedangkan tipe bahaya lebih sering keluar cairan dan berbau.

Tanda jelas dari tipe bahaya adalah adanya kolesteatoma di dalam gendang telinga. Kalau tipe bahaya tentu risiko penyakit memberat akan lebih besar dari tipe aman. Jadi tentu pada tipe bahaya operasi merupakan hal yang wajib. Karena risiko-risiko yang disebutkan di atas pasti akan terjadi walaupun lambat.

Operasi merupakan operasi mikroskopis yang dapat dilakukan langsung dari liang telinga tergantung besar kecilnya lubang, dan sering tidaknya riwayat keluar cairan. Dalam beberapa kondisi (sesuai kebutuhan), operasi bisa dilakukan dengan melakukan pembedahan dari belakang liang telinga. Biasanya dokter akan menjelaskan tujuan utama dari operasi yang bisa saja berbeda untuk setiap orang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun