Mohon tunggu...
dr Anastasia Kristy
dr Anastasia Kristy Mohon Tunggu... Dokter - MD

Menulislah maka anda tidak akan kesepian

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Rokok Elektrik dan Vape Lebih Baik Dibandingkan dengan Rokok Konvensional?

5 Januari 2022   23:00 Diperbarui: 8 Januari 2022   11:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rokok Elektrik Dikutip dari Cannamd

Penggunaan rokok elektrik dan vape sangat meningkat dalam 1 dekade terakhir. EVALI (e-Cigarette and Vaping Associated Lung Injury) adalah suatu diagnosis penyakit paru yang disebabkan oleh rokok elektrik dan vape. 

Vaping adalah suatu proses menghirup aerosol yang diproduksi cairan atau wax yang dipanaskan yang mengandung senyawa seperti nikotin, cannabis (contohnya THC), perasa dan zat aditif (gliserol dan propylene glycol).

Menurut Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), sebanyak 2,807 kasus yang terlapor di 50 distrik di Amerika akibat EVALI, 29 distrik diantaranya menyatakan adanya temuan 68 kasus kematian. Industri rokok elektrik di Indonesia sendiri baru berkembang setidaknya sejak 5 tahun terakhir, atau sejak tahun 2017. 

Pada tahun 2017 misalnya, pengguna vape di Indonesia berjumlah 900,000 pengguna. Angka tersebut meningkat menjadi 1,2 juta pengguna pada tahun 2019, dan sekitar 2,2 juta pengguna pada tahun 2020. Banyak pengguna rokok elektrik dan vape di Indonesia yang menganggap bahwa penggunaan rokok elektrik dan vape lebih baik dibandingkan dengan rokok biasa. Namun laporan menunjukkan hal yang sebaliknya.

Gejala yang ditimbulkan oleh rokok elektrik dan vape sangat bervariasi seperti sesak napas, batuk, demam, muntah, diare, pusing dan nyeri dada. Gejala juga dapat menetap ataupun memburuk seiring bertambahnya waktu. 

Pada sebagian pasien juga diperlukan rawat inap bahkan sampai membutuhkan terapi intensif di ruangan ICU dengan penambahan penggunaan alat ventilasi mekanik karena terjadi kegagalan pernapasan yang berat.

Sampai saat ini, penyebab dari EVALI belum diketahui secara pasti, namun dicurigai karena inflamasi yang timbul akibat bahan kimia iritan seperti perasa (diacetyl), bahan logam berat seperti nikel dan timah. 

Perasa pada rokok elektrik dan vape sangat beragam dan mungkin yang paling popular adalah rasa permen dan buah pada remaja. Walaupun perasa diberi label yang aman, namun perlu diketahui bahwa sebagian besar perasa yang dipakai dapat menyebabkan iritasi di saluran napas dan ada pula yang bersifat toksik untuk jaringan di paru.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita EVALI bervariatif dan tidak spesifik seperti peningkatan sel darah putih dan pemanjangan waktu laju endap darah. Selain itu, pemeriksaan CT Scan dapat dilakukan untuk melihat kedua lapangan paru. Prosedur yang lebih invasif seperti bronkoskopi sesuai dengan indikasi.

Pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan EVALI yaitu kortikosteroid, dimana studi menunjukkan perbaikan gejala pada pasien yang mendapatkan kortikosteroid. 

Sampai saat ini, rokok elektrik dan vape masih belum dapat dijelaskan untuk profil keamanan dikarenakan pada beberapa senyawa toksin yang berdampak buruk bagi kesehatan serta bersifat karsinogenik (memicu kanker). Senyawa ini umumnya dijumpai pada aerosol yang dihasilkan oleh rokok elektrik dan vape. 

Bahan logam berat yang terdapat pada casing atau sumber panas juga dapat dijumpai pada alat rokok elektrik dan vape yang dipakai. Peningkatan frekuensi terhirupnya nikotin dari rokok elektrik dan vape dapat memicu kerusakan jaringan paru dan menurunkan sistem imun tubuh terhadap infeksi dan keganasan. Walaupun saat ini penggunaan rokok elektrik dan vape yang dipakai dalam jangka panjang, memang belum diketahui secara pasti keamanannya. 

Namun melihat potensi kerusakan jaringan terutama paru yang dapat terjadi, anjuran saat ini adalah sebaiknya dihindari. Hal ini juga didukung oleh Food and Drug Administration (FDA) yang belum memberikan pernyataan bahwa rokok elektrik dan vape aman digunakan dalam jangka panjang sebagai alternatif untuk berhenti merokok konvensional. Selain kemungkinan membahayakan diri sendiri, aerosol yang ditimbulkan akibat rokok elektrik dan vape juga dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi orang sekitar yang terpapar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun