Sampai saat ini, rokok elektrik dan vape masih belum dapat dijelaskan untuk profil keamanan dikarenakan pada beberapa senyawa toksin yang berdampak buruk bagi kesehatan serta bersifat karsinogenik (memicu kanker). Senyawa ini umumnya dijumpai pada aerosol yang dihasilkan oleh rokok elektrik dan vape.Â
Bahan logam berat yang terdapat pada casing atau sumber panas juga dapat dijumpai pada alat rokok elektrik dan vape yang dipakai. Peningkatan frekuensi terhirupnya nikotin dari rokok elektrik dan vape dapat memicu kerusakan jaringan paru dan menurunkan sistem imun tubuh terhadap infeksi dan keganasan. Walaupun saat ini penggunaan rokok elektrik dan vape yang dipakai dalam jangka panjang, memang belum diketahui secara pasti keamanannya.Â
Namun melihat potensi kerusakan jaringan terutama paru yang dapat terjadi, anjuran saat ini adalah sebaiknya dihindari. Hal ini juga didukung oleh Food and Drug Administration (FDA) yang belum memberikan pernyataan bahwa rokok elektrik dan vape aman digunakan dalam jangka panjang sebagai alternatif untuk berhenti merokok konvensional. Selain kemungkinan membahayakan diri sendiri, aerosol yang ditimbulkan akibat rokok elektrik dan vape juga dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi orang sekitar yang terpapar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI