Mohon tunggu...
dr HelgaYolanda
dr HelgaYolanda Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Follow, Komen dan Like ya.. Aktivis pendidikan anak| Mompreneur, Owner Brand Skincare|Batik enterpreneur| Founder a Preschool and Kindergarten| Certified Counselling Child and Adolescents| Certified Early Childhood and Care Education| Certified Hypnosis and Hypnotherapist| Certified Professional Fengshui Master| Certified Tarot Card Reading Masterclass

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Play Victim yang Parkir Sembarangan, yang Membuat Laporan

17 November 2024   21:59 Diperbarui: 18 November 2024   12:32 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Desain carport minimalis modern. (Sumber: Spanmor_ via kompas.com)

Pak Joko pun menanyakan siapa pemilik mobil itu, ternyata pemiliknya adalah pejabat tinggi negara, yang rumahnya selalu dijaga oleh pihak berwenang sektor setempat dan kondisi garasinya tidak mencukupi untuk parkir mobil, bahkan mobilnya luber ke jalan, meskipun jalan tersebut gang buntu. 

Pak Joko adalah korban dari sekelompok orang yang ingin divalidasi status sosial dan jabatannya untuk mendapat permakluman dan meniadakan kesalahan.

Bagaikan landak menunjukkan durinya, dia yang salah parkir sembarangan, malah dia yang lapor ke pihak berwenang karena ban mobilnya kempes, minta maafpun tidak, tegur sapa karena telah parkir sembarangan pun tidak. 

Ban mobil kempes bisa saja terjadi mengingat depan rumah Pak Joko banyak puing dan kayu kaso berpaku. Dan kapan kempesnya dan dimana, mengapa sangat yakin kempes di rumah Pak Joko. 

Apapun itu aturan atau undang-undangnya. Beruntungnya Pak Joko mendapat pembelaan dari "malaikat tak bersayap", yang menurut Beliau, pejabat setinggi apapun, selama kejadiaannya berada dalam lingkungan warga artinya dia tetap menjadi warga." Malaikat tak bersayap yang ingin diberi apresiasi oleh Pak Joko pun menolak. Semoga malaikat tak bersayap ini selalu sehat dan diberkahi.

 Tak perlu kalimat "sebaiknya pejabat tinggi memberikan teladan" atau " janganlah menjilat kepada yang kaya dan pemilik jabatan", kembali lagi pada karakter atau watak individu masing-masing. 

Karakter yang baik dimanapun, siapapun kita, apapun jabatan kita, apapun strata sosial kita dan latar pendidikan kita, seberapa kayapun kita, akan sangat menentukan dan berperan penting bagi masyarakat lain. 

Aturan tidak dapat mengubah watak atau tabiat tidak terpuji orang lain. Namun dengan kesadaran diri akan mencerminkan karakter dan status pendidikan kita sebagai manusia berakhlak yang Tuhan ciptakan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun