Mohon tunggu...
dr HelgaYolanda
dr HelgaYolanda Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Follow, Komen dan Like ya.. Aktivis pendidikan anak| Mompreneur, Owner Brand Skincare|Batik enterpreneur| Founder a Preschool and Kindergarten| Certified Counselling Child and Adolescents| Certified Early Childhood and Care Education| Certified Hypnosis and Hypnotherapist| Certified Professional Fengshui Master| Certified Tarot Card Reading Masterclass

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ikan Kaleng Kemasan Super Food Gratis

14 November 2024   16:54 Diperbarui: 16 November 2024   14:04 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program makanan bergizi gratis menjadi perbincangan ibu-ibu di sekolah. Sebagai ibu pastinya ingin anaknya mendapat makanan yang berigizi apalagi gratis wah senang sekali pastinya.

Tapi menjadi pokok bahasan mereka adalah ikan kaleng kemasan seperti ikan sarden yang diusulkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Alasannya, ikan kaleng memiliki kandungan protein yang mencukupi. Pertanyaan yang ada di benak mereka adalah apakah ikan kaleng dalam kemasan ini baik di konsumsi anak-anak? 

Ikan Kaleng Kemasan

Ikan adalah sumber makanan yang baik untuk kita, terutama anak-anak  dan lansia. Kali ini, mengambil contoh ikan sarden kaleng  kemasan, ikan yang bernama latin Sardina Philcardus ini banyak sekali spesiesnya dan hidup bergerombol.

Ikan yang rata-rata panjangnya 25 cm ini paling sering dijadikan olahan dalam kaleng. Ikan kaleng kemasan ini biasanya terendam dengan air, minyak atau saus tomat.

Bahan rendaman yang paling umum adalah saus tomat, karena tomat yang membantu mengurangi kontaminasi bakteri. Ikan ini sudah melalui proses masak dengan membuang kepala dan kulit, selain itu tulangnya pun sudah lunak.

Meskipun pada prosesnya ikan ini sudah dimasak dan bisa langsung disantap atau beberapa diantaranya dipanaskan terlebih dahulu, baiknya ikan kaleng kemasan ini tetap di masak ulang diatas api untuk mengurangi kemungkinan adanya bakteri.

Dalam proses memasak dapat ditambahkan bawang putih, bawang bombay, cabai, aneka saus atau mayo menambah selera makan dengan nasi hangat, nikmat dan rasanya luar biasa lezat. Sampai menelan ludah saat membaca tulisan ini.

Menurut webMD.com, dalam 100 gram ikan kaleng kemasan dalam rendaman minyak mengandung kalori 208 kalori, protein 24.6 gram, lemak total 11.4 gram, kolesterol 142 mg, karbohidrat 0, serat 0, gula 0, garam 307 mg.

Meskipun mengandung tinggi protein, tentunya karena dalam kemasan ada penambahan zat lainnya untuk mendukung olahan ini bertahan lama seperti pengawet, perasa atau pemanis buatan yang berbeda tergantuk pabrik.

Sedangkan ikan sarden sendiri mengandung kalsium, zat besi, asam lemak omega 3, vitamin D, zinc, vitamin B, asam folat, vitamin E, vitamin K, Vitamin A dan mineral lainnya yang diungkap dalam webMD. Ikan yang banyak nutrisi dan rendah kalori ini dapat ditambahkan dalam makanan sebagai super food.

Manfaat Kesehatan

Super food ini pastinya banyak manfaatnya untuk kesehatan seperti menjaga kesehatan jantung, pertumbuhan janin, meningkatkan fungsi otak, baik untuk kesehatan mata, tulang dan saraf, mengurangi peradangan dan stres.

Asam lemak omega 3 sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung, pertumbuhan janin, meningkatkan fungsi otak dan kesehatan mata. Vitamin D yang dikandungnya baik untuk pertumbuhan tulang juga sumber kalsium. Vitamin B12 diperlukan untuk permasalahan saraf pada orang dewasa.

Mineral lainnya seperti zinc, zat besi dan magnesium baik untuk mengurangi peradangan atau nyeri.

Resiko

Ada positif pastinya ada negatifnya, seperti dua sisi mata uang. Ikan kaleng kemasan terutama sarden karena hidupnya di laut lepas, dapat terkontaminasi seperti merkuri dan kandungan logam lainnya yang terdapat di laut akibat pencemaran limbah. 

Ikan kaleng kemasan ini juga banyak mengandung banyak garam untuk membantu tingkat ketahanan makanan olahan dalam kemasan ini. Tinggi kandungan garamnya dapat mempengaruhi tingkat tekanan darah.

Karena berasal dari laut perlu diperhatikan bagi kita yang memiliki alergi makanan laut. Selain itu ikan sarden tinggi protein ini juga dapat meningkatkan kadar asam urat dan risiko batu ginjal.

Tidak perlu khawatir berlebihan karena faktor risiko ini tentunya dapat diminimalisir dengan mengonsumsi tidak berlebihan. Risiko terpenting dan cepat muncul adalah alergi. Reaksi alergi yang mungkin terjadi seperti keluhan sakit perut, mual, muntah, diare dan keluhan kulit seperti gatal, kemerahan atau reaksi lainnya, maka segera periksakan ke dokter.

Bakteri

Tidak hanya pada ikan kaleng kemasan. Bakteri juga dapat berkembang biak pada makanan olahan kaleng. Pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum dapat menghasilkan toksin botulinum pada makanan olahan kaleng. Meskipun telah melalui proses masak dan pengemasan yang higienis, bakteri ini tetap dapat berkembang biak. Namun tak perlu khawatir berlebihan dan tetap waspada. 

Untuk mencegahnya kita dapat mencegahnya dengan memilih kemasan kaleng yang baik tanpa penyok, rusak atau bagian berkarat. Perhatikan tanggal batas konsumsi yang tertera pada kemasan kaleng.

Masak makanan olahan kemasan dalam kaleng dengan baik setidaknya selama 10 menit untuk membunuh bakteri yang mungkin berkembang. Setelah kemasan kaleng dibuka simpanlah dalam lemari pendingin dan buang jika sudah lebih dari 4 hari dikutip dari  CDC.gov.

Ikan kaleng kemasan khususnya sarden banyak mengandung nutrisi dan manfaat bagi kesehatan karena kandungan omega 3, kalsium dan nutrisi lainnya. Sarden yang baik untuk fungsi otak, kesehatan jantung, peradangan dan lainnya.

Oleh karena itu ikan kaleng kemasan merupakan super food gratis cocok untuk anak. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun