Mohon tunggu...
YOAN NATALIA
YOAN NATALIA Mohon Tunggu... Dokter - General Practicioner

Penulis adalah seorang Dokter Umum lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mutu Kerinduan, Mutu Doa dan Mutu Matiraga menurut St. Montfort; dalam Pandangan Awam

13 Juni 2021   21:20 Diperbarui: 13 Juni 2021   21:26 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/heatherjean4660

       (CKA 186) 2. Kita memohonnya dengan iman yang murni

       (CKA 188) 3. Kita memohon dengan tekun (memintanya siang dan malam, tanpa lelah, tanpa menjadi putus asa)

      Hal tentang mutu doa ini telah ada dalam tulisan saya terdahulu

C. Mutu Matiraga

     (CKA 194) Non reperitur Sapientia in terra suavitur viventium - "Kebijaksanaan tidak didapati di negeri orang hidup". Sang Kebijaksanaan , kata Roh Kudus, tidak ditemukan di antara manusia yang hidupnya santai, yang memenuhi apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya dan panca inderanya. "Karena mereka yang berjalan menurut keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah"

Ada 6 Indikator Mutu Matiraga

 (CKA 197) 1. Pertama-tama kita harus melepaskan secara nyata harta duniawi, seperti yang telah dilakukan oleh para rasul, para murid, kaum Kristen perdana dan kaum biarawan-biarawati. 

 (CKA 198) 2. Janganlah kita menyesuaikan diri dengan mode lahiriah dari orang-orang duniawi.

(CKA 199) 3. Kita tidak boleh mempercayai atau mengikuti patokan patokan dasar dunia.

(CKA 200) 4. Pertemuan pertemuan orang duniawi bersifat membinasakan dan membahayakan.

(CKA 201) 5. Melakukan matiraga terhadap tubuh, bukan hanya dengan menanggung dengan sabar penyakit-penyakit tubuh, buruknya cuaca dan kesulitan-kesulitan yang muncul karena perbuatan orang lain dalam hidup ini; tetapi juga dengan melakukan tindakan silih dan matiraga seperti puasa, jaga malam, dan aneka bentuk tapa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun