(CKA 186) 2. Kita memohonnya dengan iman yang murni
    (CKA 188) 3. Kita memohon dengan tekun (memintanya siang dan malam, tanpa lelah, tanpa menjadi putus asa)
   Hal tentang mutu doa ini telah ada dalam tulisan saya terdahulu
   (CKA 194) Non reperitur Sapientia in terra suavitur viventium - "Kebijaksanaan tidak didapati di negeri orang hidup". Sang Kebijaksanaan , kata Roh Kudus, tidak ditemukan di antara manusia yang hidupnya santai, yang memenuhi apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya dan panca inderanya. "Karena mereka yang berjalan menurut keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah"
Ada 6 Indikator Mutu Matiraga
 (CKA 197) 1. Pertama-tama kita harus melepaskan secara nyata harta duniawi, seperti yang telah dilakukan oleh para rasul, para murid, kaum Kristen perdana dan kaum biarawan-biarawati.Â
 (CKA 198) 2. Janganlah kita menyesuaikan diri dengan mode lahiriah dari orang-orang duniawi.
(CKA 199) 3. Kita tidak boleh mempercayai atau mengikuti patokan patokan dasar dunia.
(CKA 200) 4. Pertemuan pertemuan orang duniawi bersifat membinasakan dan membahayakan.
(CKA 201) 5. Melakukan matiraga terhadap tubuh, bukan hanya dengan menanggung dengan sabar penyakit-penyakit tubuh, buruknya cuaca dan kesulitan-kesulitan yang muncul karena perbuatan orang lain dalam hidup ini; tetapi juga dengan melakukan tindakan silih dan matiraga seperti puasa, jaga malam, dan aneka bentuk tapa lain.