"Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya" (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis ini dengan jelas memperlihatkan bahwa ada hubungan sebab-akibat antara iman dan amal. Apabila seseorang memiliki keimanan (kepada Allah dan hari kiamat) maka hendaklah ia beramal shaleh, yang dalam hal ini hendaklah ia berbuat baik kepada tetengganya, memuliakan tamunya, dan berkata baik atau diam.
Doktrin iman dan amal shaleh ini juga mencerminkan bahwa Islam bukan hanya mementingkan urusan pribadi (keshalehan individual) tetapi juga sangat peduli dengan urusan sosial (keshalehan sosial). Seorang manusia sempurna (insan kamil) adalah manusia yang teguh imannya dan banyak amal salehnya.
Itulah empat isyarat kenapa kerap kata iman dan amal dalam al-quran bergandengan: Pertama: orang beriman harus/wajib beramal sholeh, Kedua: Dasar beramal haruslah iman, Ketiga: Iman tidak cukup dalam hati tapi harus diwujudkan dalam bentuk perbuatan. dan Keempat, menjaga kesimbangan hubungan vertical yang diwujudkan dengan kesholehan individual (ibadah) dan hubungan horizontal, yang diwujudkan dengan kesholehan social.
KESIMPULAN: Islam ada agama sempurna agama yang menyatukan konsep iman dana mal atau  ketuhanan dan kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H