Namun paling tidak banyaknya amal sholeh yang dilakukan sesorang dapat menjadi tolak ukur seberapa tebal dan tipis iman.
seperti contoh ketika kita melihat sosok yang gemar ibadah, bersedekah, berinfak, membaca al-quran, berpuasa paling tidak kita akan berkata kuat atau tebal sekali imannya. semakin banyak amal yang dilakukan makan akan semakin positif penilaian orang terhadap imannya. oleh karena itu melalui penggandengan iman dan amal sebetulnya ada pesan bahwa orang beriman harus/wajib beramal sholeh. Jika beramal sholeh adalah salah satu kewajiban orang yang mengaku beriman, maka tidak sepatutnya amal tersebut dibangga-banggakan, kenapa? sebab ia kewajiban. sebaliknya malah justru terlihat aneh jika mengaku beriman namun masih berzina, mabuk, berjudi, mencuri, korupsi, zholim dan lain sebagainya.
rasul bersabda:
: :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang mencuri. Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar. Namun taubat terbuka setelah itu". [HR. Bukhari, Muslim]
Â
Kedua, Dasar amal haruslah iman.
Banyak orang yang kelihatan berbuat baik, padahal ia tak beriman. Ia banyak beramal, tapi hal yang dilakukannya tidak berlandaskan iman.
Padahal, Allah telah menegaskan dalam Alquran bahwasanya amal seseorang menjadi sia-sia jika mempersekutukan Allah dengan yang lain, Allah swt berfirman dalam QS al-An'am: 88.
Demikian itu petunjuk Allah. Dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, pasti sia-sialah amal yang telah mereka kerjakan
Karena itu, dalam beramal kita mem butuhkan iman agar amal saleh tidak sia-sia dan diterima oleh Allah swt.