Perkembangan wajah kompasiana pada tahun 2015 sangat marak dengan event kompetisi menulis yang bertubi-tubi dan diikuti oleh kompasianer dengan penuh antusias. Dalam satu bulan bisa digelar beberapa event blog competition dengan sponsor beraneka ragam, baik sponsor dari kalangan pemerintahan maupun kalangan komersial, baik mengusung tema promosi kemasyarakatan maupun review terhadap produk barang/jasa bermerk tertentu. Blog kompasiana sebagai arena perlombaan sudah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya, seingat saya baru mulai ada setelah tahun 2009 tahun dimana kompasiana lahir. Bahkan tahun 2010 pun kompasiana masih menjadi ajang opini pribadi dan menayangkan hal-hal yang disukai penulis untuk dibagi, belum marak perlombaan menulis, setelah itu baru ada satu dua pengumuman lomba blog di kompasiana. Saya sendiri tak luput menjadi peserta lomba dan hanya berkesempatan memenangkan 2 kali perlombaan menulis blog di tahun 2013. Tidak semasif beberapa nama kompasianer yang menjadi sang langganan juara yang saya lihat di rubrik kompasiana event. Selepas 2013 karena alasan kesibukan, saya tak pernah lagi mengikuti kompetisi, bahkan jarang menulis di kompasiana, hingga baru-baru ini saya takjub membuka kompasiana yang bertebaran headline pengumuman lomba dan banjir hadiah. Saya amati, beberapa event blog competition di kompasiana dijuarai oleh nama-nama yang sama. Sungguh handal ya mereka.
Substansi tulisan betul-betul matang dan detil diurai dalam ulasan yang panjang dan sarat referensi. Bagi sebagian pembaca yang mungkin belum kenal betul tentang tema atau bukan bidangnya, panjangnya ulasan kadang bikin bosan, tetapi bagi sesama peserta kompetisi maupun juri penulisan hal ini memiliki makna berbeda, yaitu memperkaya referensi tentang pola penulisan, gaya bahasa tulis artikel yang berdaya saing, item-item yang perlu ditulis dengan penekanan-penekanan khusus , maupun sudut pandang terhadap tema yang ditulis. Makin hari makin terlihat perkembangan yang signifikan mengenai bobot tulisan yang diikutkan pada event kompetisi lomba menulis blog di kompasiana. Hal ini tentu memberi banyak manfaat dan keuntungan baik bagi penulis atau kompasianer, bagi penyandang sponsor event blog competition alias yang punya gawe, maupun bagi group kompasiana sendiri.
Siapa yang Diuntungkan?
Penulis (Kompasianer):
Banyak manfaat yang mereka dapatkan dalam mengikuti lomba menulis di blog competition. Hadiah, tentu saja, itu yang utama. Keuntungan lainnya adalah mengasah skill menulis dan menikmati kepuasan memenangkan perlombaan yang digarap dengan lonjakan adrenalin untuk saling memberikan sajian yang terbaik, ataupun sajian unik dengan nuansa yang berbeda yang merebut perhatian para juri.
Bagi Penyandang sponsor atau yang menawarkan hadiah:
Ini menjadi momen promosi dengan keuntungan berlipat ganda. Bermodal budget standar promosi atau bahkan lebih murah yang dialokasikan untuk dana hadiah, keuntungan yang diraih cukup banyak. Jumlah tulisan yang mengemukakan tema yang diminta sponsor, atau yang secara tidak langsung mengiklankan produk dari sponsor, sudah barang tentu meningkatkan angka promosi. Belum lagi jika satu tulisan dibaca oleh ratusan pembaca, promosi terhadap konten atau tema atau produk yang di-review semakin gencar. Masih ditambah lagi jika tulisan tersebut di-share di media sosial, dan kita tahu sekarang ini media sosial begitu menjamur, sebut saja yang terkenal dan nge-link dengan kompasiana yaitu facebook, twiter, linked-in ataupun google circle. Bagi pihak sponsor event blog competition akan meminimalkan budget promosi yang tentu meminimalkan pula biaya produksi dan meraih besarnya profit, produknya menjadi lebih dikenal bahkan menjadi hit, dan nuansa lomba menulis review produk pun lebih bercita rasa menggigit. Multiple benefits!
Kompasiana Group:
Kunjungan ke webpage kompasiana semakin ramai dengan maraknya info lomba menulis dengan hadiah yang bejibun. Tanpa inipun, kompasiana sudah ngetop sebagai wadah menyalurkan gagasan para netizen. Lahirnya kompasiana turut membidani munculnya citizen journalisme online. Para pengiklan tentu jeli melihat peluang menguntungkan di lapak-lapak kompasiana yang ramai dikunjungi netizen sehingga makin meriah wara-wiri reklame di halaman-halaman kompasiana. Tak perlu ditanya deh, tentu saja kompasiana bertambah income-nya.
Motivasi Penulis
Peristiwa hubungan yang saling menguntungkan antara penulis, penyandang sponsor dan grup kompasiana bisa dibilang simbiosis mutualisme dunia blogging. Itu tidak salah. Selama ini belum tampak adanya kerugian-kerugian gara-gara blog competition. Secara materi, penulis-penulis tersebut cuma bermodalkan komputer atau laptop (yang sudah menjadi barang biasa) dan kuota internet saja. Tidak perlu susah payah beli amplop coklat seukuran A-empat dan pergi ke kantor pos untuk mengantri pengiriman artikel. Korban bensin, korban waktu, korban duit. Menulis di kompasiana praktis dan higienis, eh praktis dan efektif efisien. Tidak merugi. Bisa dilakukan sambil beraktivitas di akun media sosial yang dimilikinya atau sambil shopping online. Bikin akun medsos pun nggak pakai bayar. Begitu pula akun di kompasiana, gratis. Kalau ingin terverifikasi sebagai syarat peserta lomba, tinggal mengajukan permohonan ke admin kompasiana dengan mengunggah foto identitas diri yang asli. Karena kemudahan-kemudahan tersebut, para penulis semakin termotivasi untuk mengkontribusikan tulisannya.
Bicara tentang motivasi, banyak faktor yang melatarbelakangi penulis bersemangat mengikuti lomba menulis di blog kompasiana, antara lain :
1. Hadiah
Sudah logis dan manusiawi jika mengincar hadiah menjadi motivasi utama. Sah-sah saja. Karena memang inilah daya tarik dari suatu gelaran kompetisi blog. Tanpa hadiah, bisa ditebak pesertanya sepi. Meski hanya segelintir, faktor hadiah bisa membuat seorang penulis mencampakkan idealismenya. Jika sehari-hari dia memiliki kepahitan tertentu sehingga menentang sistem pemerintahan atau pemerintah , gara-gara hadiah lomba blog, tulisannya akan berubah drastis dan sarat kalimat-kalimat manis tentang pemerintahan. Tanya kenapa?karena penyandang sponsor alias yang punya hadiah adalah institusi atau badan pemerintah. Mosok dia menggunakan kata-kata menghujat?ya bakal dibuang dari penjurian dong. Bagi orang-orang seperti itu idealism is nothing. Dia akan pantang mengingat sepak terjang sehari-hari yang biasanya mencaci-maki presiden, gara-gara lomba blog, pilihan katanya memuji setinggi langit. Tanya kenapa? Karena si empunya gawe lomba blog adalah presiden sendiri. Ha hay...yang ini belum pernah terjadi sih...belum kan ya?Pak Jokowi atau presiden sebelumnya belum pernah bikin pengumuman lomba blog di kompasiana kan? Maaf, karena saya sudah lama tak mengikuti beritanya. Eeh, tapi tanpa pak presiden pun, jika temanya mengusung promosi program pemerintahan dan badan nasional, nggak mungkin juga dong jelek-jelekin presiden. Kan si empunya hadiah ya badan nasional tersebut alias badan yang berfungsi sebagai kepanjangan tangan presiden, pengemban misi presiden untuk mewujudkan visi pemerintahan atau negara.
Demi hadiah pula, bisa saja penulis dengan rela menjadi piranti iklan, menuliskan review produk-produk komersil yangsebelumnya tidak dipakainya atau tidak ia konsumsi. Informasi seputar produk mungkin diperoleh dari hasil berburu sumber-sumber berita atau menyalurkan testimoni teman, yang jelas berusaha mengumpulkan referensi tentang produk. Ini tidak salah sih. Yang penting, tidak menebar kebukanfaktaan, jika kebohongan menjadi pilihan kata yang kasar untuk menggambarkan deskripsi fiktif tentang suatu produk. Meskipun dituntut mengulas kemanfaatan dan kebolehan dari suatu produk, asas kejujuran mestinya tetap harus dijaga. Meski beriklan tetapi pesan yang disampaikan tetap bermuatan kebenaran (tentang konten/produk barang/jasa).
2. Popularitas
Mengikuti perlombaan menulis di wadah blog keroyokan seperti kompasiana tentu mendongkrak popularitas penulis. Bagaimana tidak, wadahnya saja sudah ngetop, apalagi kalau tulisannya menuai voting ataupun rating, tentu makin populer dong nama si penulis. Menulis di kompasiana relatif berpeluang lebih banyak dibaca daripada blog pribadi karena kompasiana memiliki parameter unggulan untuk menilai suatu tulisan yaitu indeks rating, headline, highliht ataupun nilai-nilai tertinggi dari tulisan yang dibaca. Apalagi ditambah event blog competition yang tentunya akan berkali-kali di-klik oleh pembaca. Meskipun tidak menang, setidaknya jika rajin menulis pada event lomba blog, namanya akan terkenang-kenang juga oleh pembaca lainnya. Awal mula hanya terkenang, lama-lama menjadi terkenal.
3. Berbagi ilmu dan informasi
Peserta lomba blog yang kebetulan memiliki ahli di bidang tema yang dicanangkan dalam lomba tentunya ringan menuliskan pengalamannya. Tak terlalu berat beban dipikul untuk memenuhi ketentuan lomba. Meskipun demikian jika mengabaikan kosmetik kalimat ataupun gaya bahasa tentu tulisannya akan terancam membosankan. Lepas dari polesan kata-kata yang menarik perhatian pembaca, motivasi penulis mengikuti lomba blog dengan tema yang dibidanginya atau diminatinya lebih merupakan wadah berbagi ilmu dan informasi yang tentunya bermanfaat. Mengungkapkan hal-hal dari sisi yang mungkin tidak dilihat oleh orang lain tentu menjadi suatu kepuasan tersendiri. Motivasi bermuatan idealisme untuk menyebarkan informasi yang bisa menyumbang peran untuk memperbaiki keadaan, meningkatkan kualitas dalam bidang-bidang tertentu mampu melahirkan tulisan bersahaja tanpa dibebani conflict of interest dari pesan sponsor.
4. Mengejar kemenangan yang tertunda
Penulis yang berjiwa pemenang tentu tak akan patah arang ketika satu dua atau beberapa tulisannya tidak berhasil menjadi juara. Kekalahan yang kemarin-kemarin tidak dianggap sebagai kegagalan, tetapi lebih diterima sebagai kesempatan berlatih dan mengasah ketrampilan menulis. Kekalahan hanyalah moment kemenangan yang tertunda. Rasa penasaran untuk menjadi juara akan menjadi obsesi yang membuatnya mencoba dan terus mencoba hingga tiba tulisannya tertayang sebagai pemenang.
5. Mengejar kuantitas penulisan
Ada beberapa orang yang gemar menghitung jumlah artikel yang sudah ditayangkannya sebagai buah gagasan yang terus mengalir sampai-sampai ada judul-judul yang menggambarkan kuantitas tulisan yang sudah dia peroleh seperti, “Catatanku yang ke seratus sekian...”. Berpartisipasi dalam lomba blog menjadi moment untuk menambah koleksi tulisan tanpa repot-repot mencari ilham ingin menulis tentang apa, karena temanya sudah ditentukan.
6. Mengisi waktu Iseng-iseng berhadiah
Waktu luang kadang datang tanpa sempat kita mempersiapkan mau diisi dengan acara apa. Berseluncur di internet sudah menjadi hal yang ampuh untuk membunuh jenuh. Eee tiba-tiba ada event lomba menulis blog yang hadiahnya lumayan menggiurkan, coba-coba ikut sebagai iseng-iseng saja, siapa tahu beruntung. Sudah waktu luang tak percuma terbuang, kalau rejeki tak kemana, hadiahnya pun diraup juga. Dobel keuntungan dari suatu keisengan.
7. Ajang kreativitas dalam mengasah insting menulis yang berpeluang menang
Saling membaca ulasan antar tiap-tiap peserta membuat para penulis mempunyai insting yang tajam tentang konten yang disajikan penulis lain. Apakah isi tulisan bermuatan orisinalitas ide atau mengekor ide orang lain yang dipoles dengan pilihan kata yang berbeda atau, memodifikasi urutan alur pikir, dari mengedepankan sebab baru menguraikan akibat di belakang, menjadi menyajikan akibat duluan baru menggali serta mengulik sebab belakangan.
Wujud lain ketajaman insting penulis adalah menginventarisasi perspektif para peserta dalam memandang suatu tema. Contoh saja lomba menulis yang bertemakan hari aids sedunia misalnya, mayoritas berlomba menyajikan tentang sejarah aids, penyebaran dan penanggulangannya hingga menerbitkan ranah tulisan yang luas tapi kurang dalam mengulas hal yang berbeda. Sedangkan seorang penulis yang jeli melihat kans untuk menang, membuat tulisan yang unik dengan menyoroti momentum sejarah hari aids secara lebih mendalam yang membuat pembaca menemukan hal baru yang tak diungkap penulis lain.
Motivasi mengolah pikir dan mengasah skill untuk menghasilkan karya yang kreatif dan kritis menjadi item unik menggerakkan seseorang untuk mengikuti event blog competition.
8. Side job, side income, tralala...
Bagi langganan juara lomba blog, adanya event blog competition merupakan kegiatan yang rutin disambangi, dan merupakan lapak-lapak penghasil income, karena tak jarang hadiah lomba berupa sejumlah uang. Reflek tubuh sudah ter-setting spontan untuk menulis begitu ada gelaran lomba. Bagi penulis yang sudah punya profesi tetap, produktivitas menulis karya di ajang lomba blog akan memberi penghasilan sampingan. Blog competition hunter bisa disematkan sebagai predikat yang menamai pekerjaan sampingan selain profesi utama. Event kompasiana yang padat ajang lomba menulis blog seakan menjadi ladang rejeki bagi penulis yang bermotivasi memburu hadiah dan langganan menang.
Mohon maaf jika tulisan ini tidak bermanfaat, tetapi bagi saya ini menjadi kelegaan bisa melepaskan opini saya seputar semarak blog competition. Event ini positif. Saya hanya mengulas sisi-sisi lain dari kacamata saya yang minus ini. Semoga event ini benar-benar mengasah skill menulis tanpa menggadaikan prinsip-prinsip diri penulisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H