Mohon tunggu...
Reni Indrastuti
Reni Indrastuti Mohon Tunggu... profesional -

writing is a passion

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rupa-rupa Motif di Ajang Kompetisiana

13 Agustus 2015   20:39 Diperbarui: 13 Agustus 2015   20:39 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bicara tentang motivasi, banyak faktor yang melatarbelakangi penulis bersemangat mengikuti lomba menulis di blog kompasiana, antara lain :

1. Hadiah
Sudah logis dan manusiawi jika mengincar hadiah menjadi motivasi utama. Sah-sah saja. Karena memang inilah daya tarik dari suatu gelaran kompetisi blog. Tanpa hadiah, bisa ditebak pesertanya sepi. Meski hanya segelintir, faktor hadiah bisa membuat seorang penulis mencampakkan idealismenya. Jika sehari-hari dia memiliki kepahitan tertentu sehingga menentang sistem pemerintahan atau pemerintah , gara-gara hadiah lomba blog, tulisannya akan berubah drastis dan sarat kalimat-kalimat manis tentang pemerintahan. Tanya kenapa?karena penyandang sponsor alias yang punya hadiah adalah institusi atau badan pemerintah. Mosok dia menggunakan kata-kata menghujat?ya bakal dibuang dari penjurian dong. Bagi orang-orang seperti itu idealism is nothing. Dia akan pantang mengingat sepak terjang sehari-hari yang biasanya mencaci-maki presiden, gara-gara lomba blog, pilihan katanya memuji setinggi langit. Tanya kenapa? Karena si empunya gawe lomba blog adalah presiden sendiri. Ha hay...yang ini belum pernah terjadi sih...belum kan ya?Pak Jokowi atau presiden sebelumnya belum pernah bikin pengumuman lomba blog di kompasiana kan? Maaf, karena saya sudah lama tak mengikuti beritanya. Eeh, tapi tanpa pak presiden pun, jika temanya mengusung promosi program pemerintahan dan badan nasional, nggak mungkin juga dong jelek-jelekin presiden. Kan si empunya hadiah ya badan nasional tersebut alias badan yang berfungsi sebagai kepanjangan tangan presiden, pengemban misi presiden untuk mewujudkan visi pemerintahan atau negara.

Demi hadiah pula, bisa saja penulis dengan rela menjadi piranti iklan, menuliskan review produk-produk komersil yangsebelumnya tidak dipakainya atau tidak ia konsumsi. Informasi seputar produk mungkin diperoleh dari hasil berburu sumber-sumber berita atau menyalurkan testimoni teman, yang jelas berusaha mengumpulkan referensi tentang produk. Ini tidak salah sih. Yang penting, tidak menebar kebukanfaktaan, jika kebohongan menjadi pilihan kata yang kasar untuk menggambarkan deskripsi fiktif tentang suatu produk. Meskipun dituntut mengulas kemanfaatan dan kebolehan dari suatu produk, asas kejujuran mestinya tetap harus dijaga. Meski beriklan tetapi pesan yang disampaikan tetap bermuatan kebenaran (tentang konten/produk barang/jasa).

2. Popularitas
Mengikuti perlombaan menulis di wadah blog keroyokan seperti kompasiana tentu mendongkrak popularitas penulis. Bagaimana tidak, wadahnya saja sudah ngetop, apalagi kalau tulisannya menuai voting ataupun rating, tentu makin populer dong nama si penulis. Menulis di kompasiana relatif berpeluang lebih banyak dibaca daripada blog pribadi karena kompasiana memiliki parameter unggulan untuk menilai suatu tulisan yaitu indeks rating, headline, highliht ataupun nilai-nilai tertinggi dari tulisan yang dibaca. Apalagi ditambah event blog competition yang tentunya akan berkali-kali di-klik oleh pembaca. Meskipun tidak menang, setidaknya jika rajin menulis pada event lomba blog, namanya akan terkenang-kenang juga oleh pembaca lainnya. Awal mula hanya terkenang, lama-lama menjadi terkenal.

3. Berbagi ilmu dan informasi
Peserta lomba blog yang kebetulan memiliki ahli di bidang tema yang dicanangkan dalam lomba tentunya ringan menuliskan pengalamannya. Tak terlalu berat beban dipikul untuk memenuhi ketentuan lomba. Meskipun demikian jika mengabaikan kosmetik kalimat ataupun gaya bahasa tentu tulisannya akan terancam membosankan. Lepas dari polesan kata-kata yang menarik perhatian pembaca, motivasi penulis mengikuti lomba blog dengan tema yang dibidanginya atau diminatinya lebih merupakan wadah berbagi ilmu dan informasi yang tentunya bermanfaat. Mengungkapkan hal-hal dari sisi yang mungkin tidak dilihat oleh orang lain tentu menjadi suatu kepuasan tersendiri. Motivasi bermuatan idealisme untuk menyebarkan informasi yang bisa menyumbang peran untuk memperbaiki keadaan, meningkatkan kualitas dalam bidang-bidang tertentu mampu melahirkan tulisan bersahaja tanpa dibebani conflict of interest dari pesan sponsor.

4. Mengejar kemenangan yang tertunda
Penulis yang berjiwa pemenang tentu tak akan patah arang ketika satu dua atau beberapa tulisannya tidak berhasil menjadi juara. Kekalahan yang kemarin-kemarin tidak dianggap sebagai kegagalan, tetapi lebih diterima sebagai kesempatan berlatih dan mengasah ketrampilan menulis. Kekalahan hanyalah moment kemenangan yang tertunda. Rasa penasaran untuk menjadi juara akan menjadi obsesi yang membuatnya mencoba dan terus mencoba hingga tiba tulisannya tertayang sebagai pemenang.

5. Mengejar kuantitas penulisan
Ada beberapa orang yang gemar menghitung jumlah artikel yang sudah ditayangkannya sebagai buah gagasan yang terus mengalir sampai-sampai ada judul-judul yang menggambarkan kuantitas tulisan yang sudah dia peroleh seperti, “Catatanku yang ke seratus sekian...”. Berpartisipasi dalam lomba blog menjadi moment untuk menambah koleksi tulisan tanpa repot-repot mencari ilham ingin menulis tentang apa, karena temanya sudah ditentukan.

6. Mengisi waktu Iseng-iseng berhadiah
Waktu luang kadang datang tanpa sempat kita mempersiapkan mau diisi dengan acara apa. Berseluncur di internet sudah menjadi hal yang ampuh untuk membunuh jenuh. Eee tiba-tiba ada event lomba menulis blog yang hadiahnya lumayan menggiurkan, coba-coba ikut sebagai iseng-iseng saja, siapa tahu beruntung. Sudah waktu luang tak percuma terbuang, kalau rejeki tak kemana, hadiahnya pun diraup juga. Dobel keuntungan dari suatu keisengan.

7. Ajang kreativitas dalam mengasah insting menulis yang berpeluang menang
Saling membaca ulasan antar tiap-tiap peserta membuat para penulis mempunyai insting yang tajam tentang konten yang disajikan penulis lain. Apakah isi tulisan bermuatan orisinalitas ide atau mengekor ide orang lain yang dipoles dengan pilihan kata yang berbeda atau, memodifikasi urutan alur pikir, dari mengedepankan sebab baru menguraikan akibat di belakang, menjadi menyajikan akibat duluan baru menggali serta mengulik sebab belakangan.

Wujud lain ketajaman insting penulis adalah menginventarisasi perspektif para peserta dalam memandang suatu tema. Contoh saja lomba menulis yang bertemakan hari aids sedunia misalnya, mayoritas berlomba menyajikan tentang sejarah aids, penyebaran dan penanggulangannya hingga menerbitkan ranah tulisan yang luas tapi kurang dalam mengulas hal yang berbeda. Sedangkan seorang penulis yang jeli melihat kans untuk menang, membuat tulisan yang unik dengan menyoroti momentum sejarah hari aids secara lebih mendalam yang membuat pembaca menemukan hal baru yang tak diungkap penulis lain.

Motivasi mengolah pikir dan mengasah skill untuk menghasilkan karya yang kreatif dan kritis menjadi item unik menggerakkan seseorang untuk mengikuti event blog competition.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun