Mohon tunggu...
Kosasi Kwek
Kosasi Kwek Mohon Tunggu... Profesional -

Dokter umum,\r\nlulusan FK-Universitas Tarumanagara, Jakarta, tahun 1998. Lahir di Medan, 19 November 1972.\r\nTinggal dan bekerja di\r\nRengat, Propinsi Riau, Indonesia.\r\nEmail : dr.kosasi@gmail.com Alamat surat : Jl.A.R.Hakim 19-B, Rengat 29319, Riau.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyebab Kanker

4 Februari 2015   15:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:51 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Mengapa saya bisa kena kanker . . . . . . . . . . . . ?" "Mengapa isteri saya bisa kena kanker payudara ?" "Mengapa ibu saya bisa kena kanker payudara ?" "Mengapa ayah saya bisa kena kanker paru-paru ?" "Mengapa paman saya bisa kena kanker lambung ?" "Mengapa tante saya bisa kena kanker usus besar ?" "Mengapa kakek saya bisa kena kanker prostat ?" "Mengapa nenek saya bisa kena kanker tulang ?" "Mengapa keponakan saya bisa kena kanker darah /  leukemia ?" "Mengapa sepupu saya bisa kena kanker kelenjar getah bening / limfoma ?" "Mengapa teman saya bisa kena kanker otak ?" "Mengapa ?" , "Mengapa ?"

Pertanyaan-pertanyaan di atas pasti menjadi pertanyaan pertama penderita kanker atau keluarga penderita kanker jika mendapat kabar bahwa anggota keluarga mereka divonis menderita kanker. Hampir semua dari kita akan bertanya, "Kok si A bisa kena kanker ?", "Apa penyebab kankernya?"

Hingga saat ini, jawaban atas pertanyaan "mengapa bisa kena kanker" seolah-olah masih gelap bagi mayoritas masyarakat Indonesia, kecuali untuk kanker paru-paru. Semua orang - termasuk perokok bisa dengan fasih menyebutkan bahwa kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Bagi kebanyakan kita, penyebab kanker (selain kanker paru-paru) seolah-seolah masih menjadi misteri yang sulit diungkapkan ; penyebab kanker seolah-olah hanya bisa dijawab oleh ilmuwan ahli kanker pada suatu hari di masa depan.

Jika kita bertanya kepada tenaga medis pun rata-rata akan menjawab bahwa kanker itu banyak faktor pencetusnya, sulit dipastikan, gabungan dari macam-macam "faktor" yang tidak begitu nyata. Faktor "perubahan lingkungan", "genetik", "keturunan",  "polusi", "bahan kimia", "bahan tambahan dalam makanan", "radikal bebas", "radiasi sinar-X", "sinar ultraviolet", "stress", "gangguan hormon", menjadi tertuduh samar-samar yang paling sering disebut.

Keterbatasan pengetahuan bersama kita tentang penyebab kanker (selain kanker paru-paru) selanjutnya melahirkan salah paham dan mitos-mitos seperti :

- "kanker tidak bisa dicegah, karena tidak diketahui penyebabnya"

- "kena kanker adalah nasib/takdir, karena tidak diketahui penyebabnya"

- "kena kanker tak ada gejalanya, karena tidak diketahui penyebabnya"

- "efek terburuk rokok hanya satu : kanker paru-paru"

Apa itu kanker ?

Kanker atau tumor ganas adalah sel-sel abnormal yang terus-menerus tumbuh atau memperbanyak diri tanpa aturan, tanpa batas, tanpa henti. Sel-sel abnormal ini bisa tumbuh di mana saja, di hampir semua bagian tubuh ; dan bisa juga menyebar.

Apa yang memicu sel-sel tubuh yang tadinya normal berubah sifat menjadi tidak normal, menjadi terus-menerus memperbanyak diri tanpa batas ? Pasti ada penyebabnya, pasti ada pemicunya.

Untuk menjawab pertanyaan kunci ini, mari kita pelajari dokumen-dokumen dan laporan-laporan resmi dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) tentang kanker.

Beberapa fakta tentang kanker : ( Laporan WHO, November 2014 )

  1. Ada lebih dari 100 jenis kanker.
  2. Kanker menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia, dengan 14 juta kasus baru dan 8,2 juta kematian akibat kanker di tahun 2012. Sekitar 70% dari kematian karena kanker terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.
  3. Jumlah kasus baru kanker diperkirakan naik sekitar 70% selama dua puluh tahun mendatang.
  4. Di antara laki-laki, 5 jenis kanker terbanyak adalah kanker paru-paru, prostat, colorectum (usus besar), lambung, dan kanker hati.
  5. Di antara wanita, 5 jenis kanker terbanyak adalah kanker payudara, colorectum (usus besar), paru-paru, cervix ( leher rahim ), dan kanker lambung.
  6. Sekitar 30% kematian karena kanker disebabkan oleh 5 faktor resiko utama : rokok, kegemukan, kekurangan konsumsi sayur dan buah-buahan, kekurangan aktivitas fisik, dan alkohol.
  7. Rokok ( Tembakau ) adalah penyebab tunggal terpenting kanker, yang menyebabkan 22% kematian akibat kanker dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru-paru di seluruh dunia.
  8. Kanker yang disebabkan oleh infeksi kronis virus Hepatitis B/C dan HPV (Human Papilloma Virus) bertanggung jawab terhadap lebih dari 20% kematian akibat kanker di negara-negara berpenghasilan rendah dan menegah. Virus Hepatitis B dan C adalah penyebab kanker hati, HPV (Human Papilloma Virus) adalah penyebab kanker leher rahim ( cervix ).
  9. Kanker payudara, kanker leher rahim (cervix), kanker usus besar (colorectum) bisa disembuhkan jika terdeteksi sangat dini dan diobati secara tepat.
  10. Lebih dari 30% kanker bisa dicegah, terutama dengan cara menghindari rokok (tembakau), menjalani diet sehat, rutin beraktivitas fisik / olahraga, dan membatasi konsumsi alkohol.
  11. Di negara-negara berkembang, lebih dari 20% kematian akibat kanker bisa dicegah dengan imunisasi atau vaksin HBV (Hepatitis B Virus) dan HPV (Human Papilloma Virus).

Kanker di Indonesia ( Laporan WHO, 2014 ) Sepanjang tahun 2012 di Indonesia, 103.100 pria dan 92.200 wanita meninggal karena kanker. Ini berarti : di tahun 2012, setiap hari rata-rata 535 orang meninggal karena kanker ; atau setiap hampir 3 menit ada 1 orang meninggal karena kanker. Secara kasat mata kita mungkin juga bisa merasakan semakin hari semakin sering kita mendengar kabar adanya sahabat atau anggota keluarga besar kita yang mengidap kanker.

Jenis kanker pembunuh terbanyak laki-laki Indonesia :

  1. Kanker paru-paru, jakun, dan batang tenggorok ( 21,8 % )
  2. Kanker hati / liver ( 12,3 % )
  3. Kanker usus besar / colorectum ( 10,2 % )
  4. Kanker prostat ( 8,9 % )
  5. Kanker mulut dan kerongkongan / orofarings ( 7,5 % )
  6. Lain-lain ( 39,3% )

Jenis kanker pembunuh terbanyak wanita Indonesia :

  1. Kanker payudara ( 21,4 % )
  2. Kanker leher rahim / cervix uteri ( 10,3 % )
  3. Kanker paru-paru, jakun, dan batang tenggorok ( 9,1 % )
  4. Kanker usus besar / colorectum ( 8,5 % )
  5. Kanker indung telur / ovarium ( 7,6 % )
  6. Lain-lain ( 43,1 % )

Menurut laporan WHO, jumlah kasus baru 5 jenis kanker terbanyak di Indonesia (2012) adalah sebagai berikut :

Laki-laki :

  1. Kanker paru-paru ( 25.322 )
  2. Kanker usus besar / colorectum ( 15.985 )
  3. Kanker prostat ( 13.663 )
  4. Kanker hati ( 13.365 )
  5. Kanker nasofarings / hidung-tenggorokan ( 9.355 )

Wanita :

  1. Kanker payudara (48.998 )
  2. Kanker leher rahim / cervix uteri ( 20.928 )
  3. Kanker usus besar / colorectum ( 11.787 )
  4. Kanker indung telur / ovarium ( 10.238 )
  5. Kanker paru-paru ( 9.374 )

Dari data ini kita perlu menggarisbawahi bahwa jumlah wanita penderita kanker payudara hampir dua kali lipat dari jumlah laki-laki penderita kanker paru-paru di Indonesia.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, penderita kanker di Indonesia mencapai sekitar 300.000 orang.

Dalam dunia medis, kanker apapun yang sudah dioperasi ataupun dibiopsi (diambil sampelnya) bisa dipastikan jenis atau tipenya setelah diolah sampai menghasilkan sediaan yang bisa dilihat di bawah mikroskop. Dari gambaran sel-sel dominan yang ada pada sebuah sediaan kanker itulah sebuah nama latin diberikan. Sebagai contoh, kanker paru-paru yang didominasi oleh sel-sel kanker berbentuk gepeng / pipih mendapat nama "karsinoma sel skuama", kanker paru-paru yang didominasi oleh sel-sel kanker yang membentuk kelenjar mendapat nama "adenokarsinoma paru". Demikian juga halnya berlaku untuk kanker payudara, kanker prostat, kanker rahim, kanker lambung, kanker usus besar, dan sebagainya.

Berikut ini kami tampilkan sembilan foto gambaran mikroskopik beberapa jenis kanker utama yang paling banyak diderita di Indonesia. Titik-titik berwarna (ungu) gelap adalah inti sel kanker. Inti sel kanker inilah yang terus-menerus memperbanyak diri tanpa aturan, tanpa batas, tanpa henti. Dengan pembesaran yang kuat di bawah mikroskop, inti sel-sel kanker yang ada pada sediaan-sediaan tersebut terlihat sangat mirip bahkan sebagian ada yang sama persis ; hanya organnya saja yang berbeda.

Jumlah perokok di Indonesia

Semua laporan dan data resmi WHO tentang kanker selalu dikaitkan dengan faktor resiko utama kanker : rokok. Data WHO tahun 2011 mencatat perkiraan 66,8% laki-laki dan 3% wanita Indonesia merokok, atau rata-rata 34,9% penduduk Indonesia adalah perokok. Di tahun 2012, persentase ini naik menjadi 36,9%. Ini adalah persentase perokok aktif ( istilah WHO : perokok tangan pertama ), belum termasuk perokok pasif ( istilah WHO : perokok tangan kedua ).

Dalam laporan yang dipublikasikan oleh WHO pertengahan Januari 2015, di antara kelompok negara-negara berpendapatan menegah bawah, Indonesia menempati urutan tertinggi persentase penduduk yang perokok ! Di Asia Tenggara, jumlah dan persentase perokok di Indonesia juga juara satu ! Masih menurut WHO, setelah Rusia di urutan pertama, jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat kedua di planet bumi ini.

Secara kasat mata kita memang bisa merasakan masifnya pertambahan jumlah perokok di Indonesia. Semakin hari semakin banyak generasi muda yang menjadi perokok baru. Usia mulai merokok pun semakin hari semakin muda ; meliputi usia pelajar SMA, SMP, bahkan SD. Mungkin banyak guru dan dosen di Indonesia yang menjadi perokok berat.

Mitos dan salah paham masyarakat Indonesia terhadap kanker

Pada umumnya masyarakat Indonesia - dari Sabang sampai Merauke tahu bahwa kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Ironisnya, pengetahuan ini menjadikan kita semua memandang rokok sebagai penyebab hanya satu jenis kanker, yaitu kanker paru-paru. Oleh karena itu para perokok umumnya tidak mau berhenti merokok selama tidak batuk parah, selama tidak sesak nafas, selama tidak batuk darah. Logika para perokok adalah : selama tidak batuk parah, selama tidak sesak nafas, selama tidak batuk darah, berarti tidak ada masalah dengan paru-parunya, seolah-olah tidak mungkin kena kanker paru-paru, apalagi kanker jenis lain.

Kesalahpahaman ini berakibat sangat fatal bagi Indonesia. Ingat dokumen / laporan WHO tadi ? Ada lebih dari 100 jenis kanker ; dan rokok sendiri saja sudah menjadi penyebab lebih dari 20% jenis kanker yang sudah dikenal. Ini berarti : rokok adalah penyebab banyak jenis kanker, tidak hanya kanker paru-paru. Mari kita perjelas : ada banyak jenis kanker yang disebabkan oleh rokok, tidak hanya kanker paru-paru !

Kanker tidak timbul segera atau sesaat setelah seseorang terpapar penyebab kanker. Tentu butuh waktu bertahun-tahun bagi penyebab kanker untuk bisa menimbulkan kanker. Berapa tahun ? Tidak ada yang tahu pasti ; mungkin lebih dari 5 tahun, mungkin 10 tahun, mungkin juga lebih dari 20 tahun.

Mengambil contoh kasus kanker darah ( leukemia ) yang banyak ditemukan pada anak-anak umur di bawah 10 tahun, kita bisa berasumsi bahwa kanker bisa saja timbul jika seseorang terus-menerus terpapar penyebab kanker dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun.

Demikian juga halnya dengan rokok. Orang yang mulai merokok tidak langsung menderita kanker yang disebabkan oleh rokok ; pasti perlu waktu bertahun-tahun sebelum timbul tanda-tanda kanker. Karena rokok adalah salah satu penyebab utama banyak jenis kanker, menghirup asap rokok berarti mengundang penyebab kanker masuk ke dalam tubuh kita, meskipun "hanya" sebatang rokok sehari. Racun rokok yang tertimbun dalam badan ini semakin lama semakin banyak hingga bisa mengubah sifat sel-sel tertentu menjadi tidak normal, membuat sel-sel tertentu memperbanyak diri tanpa batas, tanpa aturan, tanpa henti ; itulah kanker !

Benar bahwa setiap jenis kanker mempunyai bermacam-macam faktor penyebab , bermacam-macam faktor resiko ; tapi setiap jenis kanker pasti mempunyai penyebab utamanya. Badan Kesehatan Dunia sudah sejak lama mengkonfirmasi bahwa rokok adalah penyebab utama dari banyak jenis kanker.

Penyebab kanker-kanker utama di Indonesia

Seperti telah dijelaskan di atas, kanker hati disebabkan terutama oleh infeksi kronis virus Hepatitis B dan C. Kanker leher rahim disebabkan terutama oleh infeksi kronis HPV ( Human Papilloma Virus ). Bagaimana dengan kanker-kanker utama lainnya ?

Kanker payudara, kanker lambung, kanker usus besar, kanker prostat, kanker indung telur, kanker sel darah putih (leukemia), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker otak, termasuk jenis kanker yang cukup kita kenal dan sering dengar karena memang merupakan jenis kanker terbanyak di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Mungkin saja ada anggota keluarga besar kita yang menderita salah satu jenis kanker tersebut ; mungkin saja teman kita, atau sepupu kita, atau keponakan kita, atau paman kita, atau tante kita, atau kakek kita, atau orangtua kita sendiri, atau bahkan suami/isteri kita sendiri yang menderita salah satu jenis kanker di atas.

Jika kita mendapat kabar vonis yang menakutkan ini, coba ingat-ingat dan telusuri : apakah penderita adalah seorang perokok (berat)? Apakah suami penderita adalah seorang perokok ? Apakah ayah penderita adalah seorang perokok ? Apakah penderita selama ini hidup dalam lingkungan penuh asap rokok ? Apakah penderita bekerja di lingkungan perokok berat ? Jika bertemu kasus leukemia atau limfoma pada anak-anak atau remaja, coba ingat-ingat dan telusuri : apakah ayah penderita adalah seorang perokok berat? Apakah kakek, kakak, dan orang-orang serumah penderita adalah perokok?

Bagaimana dengan kanker payudara ? Mengapa jumlah wanita penderita kanker payudara hampir dua kali lipat jumlah laki-laki penderita kanker paru-paru ? Bukankah persentase wanita perokok jauh lebih kecil daripada persentase laki-laki perokok ? Bagaimana menjelaskan kenyataan ini ?

Persentase dan jumlah laki-laki perokok di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 50%. Jumlah wanita di Indonesia cenderung lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Jika seorang laki-laki berkeluarga merokok, ia membagikan racun rokoknya kepada isteri dan anak-anaknya, termasuk anak perempuannya. Jika ayah dari laki-laki ini merokok, ia membagikan racun rokok kepada menantu perempuannya dan cucu-cucunya, termasuk cucu perempuannya. Anak-anak perempuan umumnya lebih cenderung bermain di dalam rumah, sehingga lebih lama dan lebih besar pula kemungkinan terpapar asap rokok dari ayahnya, atau kakeknya, atau kakak-kakaknya, atau paman-pamannya. Seorang anak yang memiliki ayah perokok sesungguhnya sudah menerima racun rokok sejak di dalam kandungan ibunya. Menginjak usia remaja, jika bergaul dengan lingkungan perokok, berarti bertambah lagi pemasukan racun rokok. Jika berpacaran dengan perokok, berarti semakin intensif menjadi perokok tangan kedua. Jika menikah dengan perokok, berarti seumur hidup menjadi perokok tangan kedua ! Itulah sebabnya jumlah wanita penderita kanker payudara hampir dua kali lipat jumlah laki-laki penderita kanker paru-paru di Indonesia. Jika ada sahabat atau anggota keluarga kita yang menderita kanker payudara, coba ingat-ingat dan telusuri : apakah suaminya perokok (berat) ? Apakah ayahnya perokok (berat) ? Bagaimana riwayat keterpaparan rokoknya sejak dalam kandungan sampai saat divonis kanker payudara?

Jika kita terus bertanya seperti ini, pada akhirnya kita akan menemukan jawaban atas pertanyaan "mengapa bisa kena kanker ini kanker itu" sesuai pernyataan WHO: rokok menyebabkan banyak jenis kanker, bukan satu jenis.

Ketika seseorang divonis kanker, penderita dan keluarga penderita sering bertanya, "Kok bisa kena kanker? Selama ini tidak pernah sakit kok ; selama ini tidak ada gejala apapun !" Jika anda mengerti semua penjelasan di atas, anda sudah tahu jawabannya : penyebab kanker itu sudah diundang masuk sejak jauh-jauh hari, sejak bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun terakhir ini. Kita selama ini telah dibutakan oleh salah paham dan mitos sesat tentang kanker, padahal salah satu penyebab kanker itu tepat berada di depan mata kita, tepat ada di depan batang hidung kita, dan sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.

Hari Kanker Sedunia 4 Februari Dalam kalender Badan Kesehatan Dunia, tanggal 4 Februari ditetapkan sebagai Hari Kanker Sedunia. Agenda ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat global melawan kanker. Salah satu fokus utama peringatan tahun ini adalah tentang memilih hidup sehat untuk mencegah kanker. Salah satu cara utama memilih hidup sehat adalah menghindari rokok, baik sebagai perokok tangan pertama maupun perokok tangan kedua. Badan Kesehatan Dunia menyerukan kepada Menteri Kesehatan di semua negara untuk berjuang menurunkan jumlah perokok minimal sebanyak 30% per tahun di negara masing-masing. Pemerintah di semua negara didesak untuk membatasi iklan rokok di semua media massa. Dalam hal ini di Pemerintah Indonesia belum berbuat apa-apa ; iklan rokok masih bebas tayang di televisi dari pagi sampai pagi. Pemerintah juga diminta untuk memberlakukan sebanyak mungkin kawasan dilarang merokok. Rokok bukan hanya menyebabkan kanker, tapi juga penyakit jantung koroner, stroke, lemah syahwat, perubahan emosi, dan banyak keluhan/gejala penyakit yang sering tidak disadari oleh perokok dan keluarga perokok, dan sering luput dari perhatian tenaga medis. Bagi anda yang menjadi seorang perokok tangan pertama, mudah-mudahan tulisan sederhana ini bisa memberikan motivasi untuk berhenti merokok secara total, bukan mengurangi rokok. Anda sudah lihat sendiri foto-foto di atas ; di organ manapun kanker itu tumbuh, sel-sel kankernya sangat mirip atau bahkan sama dengan sel-sel kanker yang ada di dalam paru-paru. Anda bisa simpulkan sendiri artinya. Bagi anda yang menjadi perokok tangan kedua, mudah-mudahan tulisan sederhana ini memberikan motivasi baru untuk lebih keras menuntut perokok-perokok terdekat anda untuk berhenti merokok secara total.

Semoga bermanfaat. Salam Kompasiana. dr. Kosasi Kwek Rengat, 4 Februari 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun