Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, penderita kanker di Indonesia mencapai sekitar 300.000 orang.
Dalam dunia medis, kanker apapun yang sudah dioperasi ataupun dibiopsi (diambil sampelnya) bisa dipastikan jenis atau tipenya setelah diolah sampai menghasilkan sediaan yang bisa dilihat di bawah mikroskop. Dari gambaran sel-sel dominan yang ada pada sebuah sediaan kanker itulah sebuah nama latin diberikan. Sebagai contoh, kanker paru-paru yang didominasi oleh sel-sel kanker berbentuk gepeng / pipih mendapat nama "karsinoma sel skuama", kanker paru-paru yang didominasi oleh sel-sel kanker yang membentuk kelenjar mendapat nama "adenokarsinoma paru". Demikian juga halnya berlaku untuk kanker payudara, kanker prostat, kanker rahim, kanker lambung, kanker usus besar, dan sebagainya.
Berikut ini kami tampilkan sembilan foto gambaran mikroskopik beberapa jenis kanker utama yang paling banyak diderita di Indonesia. Titik-titik berwarna (ungu) gelap adalah inti sel kanker. Inti sel kanker inilah yang terus-menerus memperbanyak diri tanpa aturan, tanpa batas, tanpa henti. Dengan pembesaran yang kuat di bawah mikroskop, inti sel-sel kanker yang ada pada sediaan-sediaan tersebut terlihat sangat mirip bahkan sebagian ada yang sama persis ; hanya organnya saja yang berbeda.
Jumlah perokok di Indonesia
Semua laporan dan data resmi WHO tentang kanker selalu dikaitkan dengan faktor resiko utama kanker : rokok. Data WHO tahun 2011 mencatat perkiraan 66,8% laki-laki dan 3% wanita Indonesia merokok, atau rata-rata 34,9% penduduk Indonesia adalah perokok. Di tahun 2012, persentase ini naik menjadi 36,9%. Ini adalah persentase perokok aktif ( istilah WHO : perokok tangan pertama ), belum termasuk perokok pasif ( istilah WHO : perokok tangan kedua ).
Dalam laporan yang dipublikasikan oleh WHO pertengahan Januari 2015, di antara kelompok negara-negara berpendapatan menegah bawah, Indonesia menempati urutan tertinggi persentase penduduk yang perokok ! Di Asia Tenggara, jumlah dan persentase perokok di Indonesia juga juara satu ! Masih menurut WHO, setelah Rusia di urutan pertama, jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat kedua di planet bumi ini.
Secara kasat mata kita memang bisa merasakan masifnya pertambahan jumlah perokok di Indonesia. Semakin hari semakin banyak generasi muda yang menjadi perokok baru. Usia mulai merokok pun semakin hari semakin muda ; meliputi usia pelajar SMA, SMP, bahkan SD. Mungkin banyak guru dan dosen di Indonesia yang menjadi perokok berat.
Mitos dan salah paham masyarakat Indonesia terhadap kanker
Pada umumnya masyarakat Indonesia - dari Sabang sampai Merauke tahu bahwa kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Ironisnya, pengetahuan ini menjadikan kita semua memandang rokok sebagai penyebab hanya satu jenis kanker, yaitu kanker paru-paru. Oleh karena itu para perokok umumnya tidak mau berhenti merokok selama tidak batuk parah, selama tidak sesak nafas, selama tidak batuk darah. Logika para perokok adalah : selama tidak batuk parah, selama tidak sesak nafas, selama tidak batuk darah, berarti tidak ada masalah dengan paru-parunya, seolah-olah tidak mungkin kena kanker paru-paru, apalagi kanker jenis lain.
Kesalahpahaman ini berakibat sangat fatal bagi Indonesia. Ingat dokumen / laporan WHO tadi ? Ada lebih dari 100 jenis kanker ; dan rokok sendiri saja sudah menjadi penyebab lebih dari 20% jenis kanker yang sudah dikenal. Ini berarti : rokok adalah penyebab banyak jenis kanker, tidak hanya kanker paru-paru. Mari kita perjelas : ada banyak jenis kanker yang disebabkan oleh rokok, tidak hanya kanker paru-paru !
Kanker tidak timbul segera atau sesaat setelah seseorang terpapar penyebab kanker. Tentu butuh waktu bertahun-tahun bagi penyebab kanker untuk bisa menimbulkan kanker. Berapa tahun ? Tidak ada yang tahu pasti ; mungkin lebih dari 5 tahun, mungkin 10 tahun, mungkin juga lebih dari 20 tahun.