Mohon tunggu...
Kosasi Kwek
Kosasi Kwek Mohon Tunggu... Profesional -

Dokter umum,\r\nlulusan FK-Universitas Tarumanagara, Jakarta, tahun 1998. Lahir di Medan, 19 November 1972.\r\nTinggal dan bekerja di\r\nRengat, Propinsi Riau, Indonesia.\r\nEmail : dr.kosasi@gmail.com Alamat surat : Jl.A.R.Hakim 19-B, Rengat 29319, Riau.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyebab Kanker

4 Februari 2015   15:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:51 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengambil contoh kasus kanker darah ( leukemia ) yang banyak ditemukan pada anak-anak umur di bawah 10 tahun, kita bisa berasumsi bahwa kanker bisa saja timbul jika seseorang terus-menerus terpapar penyebab kanker dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun.

Demikian juga halnya dengan rokok. Orang yang mulai merokok tidak langsung menderita kanker yang disebabkan oleh rokok ; pasti perlu waktu bertahun-tahun sebelum timbul tanda-tanda kanker. Karena rokok adalah salah satu penyebab utama banyak jenis kanker, menghirup asap rokok berarti mengundang penyebab kanker masuk ke dalam tubuh kita, meskipun "hanya" sebatang rokok sehari. Racun rokok yang tertimbun dalam badan ini semakin lama semakin banyak hingga bisa mengubah sifat sel-sel tertentu menjadi tidak normal, membuat sel-sel tertentu memperbanyak diri tanpa batas, tanpa aturan, tanpa henti ; itulah kanker !

Benar bahwa setiap jenis kanker mempunyai bermacam-macam faktor penyebab , bermacam-macam faktor resiko ; tapi setiap jenis kanker pasti mempunyai penyebab utamanya. Badan Kesehatan Dunia sudah sejak lama mengkonfirmasi bahwa rokok adalah penyebab utama dari banyak jenis kanker.

Penyebab kanker-kanker utama di Indonesia

Seperti telah dijelaskan di atas, kanker hati disebabkan terutama oleh infeksi kronis virus Hepatitis B dan C. Kanker leher rahim disebabkan terutama oleh infeksi kronis HPV ( Human Papilloma Virus ). Bagaimana dengan kanker-kanker utama lainnya ?

Kanker payudara, kanker lambung, kanker usus besar, kanker prostat, kanker indung telur, kanker sel darah putih (leukemia), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker otak, termasuk jenis kanker yang cukup kita kenal dan sering dengar karena memang merupakan jenis kanker terbanyak di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Mungkin saja ada anggota keluarga besar kita yang menderita salah satu jenis kanker tersebut ; mungkin saja teman kita, atau sepupu kita, atau keponakan kita, atau paman kita, atau tante kita, atau kakek kita, atau orangtua kita sendiri, atau bahkan suami/isteri kita sendiri yang menderita salah satu jenis kanker di atas.

Jika kita mendapat kabar vonis yang menakutkan ini, coba ingat-ingat dan telusuri : apakah penderita adalah seorang perokok (berat)? Apakah suami penderita adalah seorang perokok ? Apakah ayah penderita adalah seorang perokok ? Apakah penderita selama ini hidup dalam lingkungan penuh asap rokok ? Apakah penderita bekerja di lingkungan perokok berat ? Jika bertemu kasus leukemia atau limfoma pada anak-anak atau remaja, coba ingat-ingat dan telusuri : apakah ayah penderita adalah seorang perokok berat? Apakah kakek, kakak, dan orang-orang serumah penderita adalah perokok?

Bagaimana dengan kanker payudara ? Mengapa jumlah wanita penderita kanker payudara hampir dua kali lipat jumlah laki-laki penderita kanker paru-paru ? Bukankah persentase wanita perokok jauh lebih kecil daripada persentase laki-laki perokok ? Bagaimana menjelaskan kenyataan ini ?

Persentase dan jumlah laki-laki perokok di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 50%. Jumlah wanita di Indonesia cenderung lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Jika seorang laki-laki berkeluarga merokok, ia membagikan racun rokoknya kepada isteri dan anak-anaknya, termasuk anak perempuannya. Jika ayah dari laki-laki ini merokok, ia membagikan racun rokok kepada menantu perempuannya dan cucu-cucunya, termasuk cucu perempuannya. Anak-anak perempuan umumnya lebih cenderung bermain di dalam rumah, sehingga lebih lama dan lebih besar pula kemungkinan terpapar asap rokok dari ayahnya, atau kakeknya, atau kakak-kakaknya, atau paman-pamannya. Seorang anak yang memiliki ayah perokok sesungguhnya sudah menerima racun rokok sejak di dalam kandungan ibunya. Menginjak usia remaja, jika bergaul dengan lingkungan perokok, berarti bertambah lagi pemasukan racun rokok. Jika berpacaran dengan perokok, berarti semakin intensif menjadi perokok tangan kedua. Jika menikah dengan perokok, berarti seumur hidup menjadi perokok tangan kedua ! Itulah sebabnya jumlah wanita penderita kanker payudara hampir dua kali lipat jumlah laki-laki penderita kanker paru-paru di Indonesia. Jika ada sahabat atau anggota keluarga kita yang menderita kanker payudara, coba ingat-ingat dan telusuri : apakah suaminya perokok (berat) ? Apakah ayahnya perokok (berat) ? Bagaimana riwayat keterpaparan rokoknya sejak dalam kandungan sampai saat divonis kanker payudara?

Jika kita terus bertanya seperti ini, pada akhirnya kita akan menemukan jawaban atas pertanyaan "mengapa bisa kena kanker ini kanker itu" sesuai pernyataan WHO: rokok menyebabkan banyak jenis kanker, bukan satu jenis.

Ketika seseorang divonis kanker, penderita dan keluarga penderita sering bertanya, "Kok bisa kena kanker? Selama ini tidak pernah sakit kok ; selama ini tidak ada gejala apapun !" Jika anda mengerti semua penjelasan di atas, anda sudah tahu jawabannya : penyebab kanker itu sudah diundang masuk sejak jauh-jauh hari, sejak bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun terakhir ini. Kita selama ini telah dibutakan oleh salah paham dan mitos sesat tentang kanker, padahal salah satu penyebab kanker itu tepat berada di depan mata kita, tepat ada di depan batang hidung kita, dan sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun