Mohon tunggu...
Fransiska Irma
Fransiska Irma Mohon Tunggu... Dokter - Psikiater/ Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater/Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RS St.Carolus Summarecon Serpong, Klinik Jiwa dan Panti Jiwa Sehat BSD, RS Hermina Tangerang. Psikiater yang senang memberikan edukasi mengenai kesehatan jiwa pada masyarakat awam.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Pernah Bahagia, Apakah Anda Distimia?

25 Oktober 2020   19:07 Diperbarui: 25 Oktober 2020   19:12 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hingga saat ini belum jelas bagaimanakah distimia muncul. Namun yang jelas, seperti depresi, distimia mempengaruhi kadar neurotransmiter di otak. Secara biologi, terlihat bahwa orang dengan distimia menunjukan abnormalitas yang mirip dengan penderita depresi mayor bila dilakukan pemeriksaan EEG. 

Stres fisik dan psikis menahun dapat menyebabkan distimia di masa depan. Secara genetik, distimia lebih sering dijumpai pada seseorang dengan keluarga yang mengidap gangguan depresi mayor dan sekitar 10% penderita distimia diketahui jatuh pada kondisi depresi mayor pada suatu saat dalam perjalanan distimianya. Secara psikososial, kondisi ini sering ditemukan pada orang-orang yang mengalami isolasi sosial.

Terapi dan pengobatan

Distimia adalah kondisi yang dapat diterapi. Hingga saat ini metode utama adalah psikoterapi dan pemberian obat anti depresan. Umumnya psikoterapi utama yang dilakukan adalah berupa CBT (Cognitive Behavior Therapy) yang berfokus dalam mengubah mindset.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Tulisan asli dapat diakses di blog pribadi saya yang dapat Anda baca di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun