Didorong Hingga Terhempas ke Tanah
Saat itulah, Jongguran Nainggolan yang tiba di rumah melihat Peterus Silalahi 'merusak' tanamannya, spontan mendorong Peterus Silalahi hingga terhempas ke tanah. Mungkin niat Jongguran Nainggolan, hanya melarang agar tidak lagi merusak tanamannya.
Saat itu, sebagaimana pengakuan Gimson, keponakan Peterus Silalahi, orang tua itu bangkit dari posisi tersungkur.
Mungkin lantaran dianggap melawan, tetangganya itu kembali mendorong Peterus Silalahi hingga tersungkur lagi untuk kedua kalinya.
Peterus Silalahi yang berhasil bangkit lagi, saat itulah dia menghempaskan tongkat jagungnya ke arah Jongguran Nainggolan.
Sial..!!! Jongguran Nainggolan tak sempat mengelak, hingga mengenai wajahnya persis di bawah kelopak matanya.
Inilah dasar Jongguran Nainggolan mengadukan Peterus Silalahi ke Mapolres Asahan.
Setelah visum, laporan pengaduan secara resmi diterima petugas SPK di kantor polisi, hingga akhirnya Peterus Silalahi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan.
Keluarga Sudah Meminta Maaf
Setelah penetapan dirinya sebagai tersangka, pihak keluarga Peterus Silalahi seolah menyesali semua ini. Bagaimana tidak. Disaat kondisi Peterus Silalahi yang serba kekurangan, polisi malah menetapkan dirinya sebagai tersangka dalam kasus pidana pasal 351 tentang penganiayaan. Padahal mungkin, Peterus Silalahi tidak sengaja atau sekadar membela diri hingga wajah tetangganya (pelapor) Jongguran Nainggolan terluka.
Pengakuan Gimson, setelah penetapan status tersangka itu, pihaknya sudah berupaya meminta maaf kepada Jongguran Nainggolan. Caranya, dengan mendatangi pelapor ke rumahnya. Namun Jongguran Nainggolan sepertinya 'keukeh' ingin memenjarakan Peterus Silalahi.
Beredar kabar, Jongguran Nainggolan memiliki anak yang berprofesi sebagai pengacara di Kota Medan. Oleh anaknya ini, menyarankan agar kasus penganiayaan itu tetap dilanjutkan, jangan ada upaya damai.