"Alhamdulillah keadaan kakek sehat-sehat saja. Tapi saat ini saya merasa sangat sedih, karena saya selalu mendengar kabar duka, adikku, anak-anakku, cucuku, buyutku, canggahku, warengku, udhek-udhekku pergi dulu meninggalkanku," ujar Kek Pawit dalam Bahasa Jawa yang diterjemahkan anaknya Sutrisno.
Ternyata Kek Pawit sedang berduka. Ya, Rabu (31/1/2018) kemarin, adik Kek Pawit bernama Kek Paiso pergi menghadap Sang Khalik. Adiknya itu meninggal dunia di usia 126 tahun. Wajar, hati Kek Pawit sangat hancur mendengar kabar berita itu. Namun lagi-lagi Kek Pawit berusaha terlihat tegar.
"Sedih rasanya hatiku saat ini, baru saja adikku pergi meninggalkanku untuk selamanya," kenang Kek Pawit dengan logat Bahasa Jawa.
Melihat kondisi renta Kek Pawit, sudah sewajarnya pemerintah dalam hal ini Pemkab Serdang Bedagai memberi perhatian lebih kepada pria sepuh itu. Diusia satu setengah abad lebih, Kek Pawit hanya hidup dari pemberian anak maupun cucunya. Bahkan tinggal di rumah sangat sederhana yang dimilikinya sejak zaman penjajahan Belanda-Jepang  dulu.
Guratan keriput di wajah, dada dan tangannya ini menandakan Kek Pawit berumur panjang. Dalam hidupnya, Kek Pawit pernah punya seorang istri. Namun sudah duluan menghadap Sang Pencipta. Istrinya itu meninggal dunia diusia 100 tahun. Namun Kek Pawit tetaplah Kek Pawit. Mengarungi hidup penuh dengan serba  apa adanya saja. Bayangkan, untuk makan, Kek Pawit cukup dengan 2 sendok nasi dan air putih saja.
Sejatinya Kek Pawit sudah masuk dalam catatan Guiness Worl Record, atau masuk rekor MURI. Tapi, jangankan semua itu, dari Pemkab Serdang Bedagai saja pun, Kek Pawit belum pernah mendapat perhatian.
Hal itu dibenarkan Sutrisno anaknya. Menurut dia, selama ini Pemkab Serdang Bedagai, belum sekalipun mendata ataupun melihat kondisi Kek Pawit. Padahal, dengan usia yang dimiliki Kek Pawit saat ini bisa tergolong manusia tertua di Kabupaten Serdang Bedagai, bahkan Sumatera Utara atau mungkin salah satu manusia tertua di dunia.
"Tapi kami sekeluarga tak kecil hati. Mungkin saja, bapak-bapak yang di Pemkab Serdang Bedagai sibuk dalam pekerjaannya. Kami sebagai anak-anaknya dan keturunannya tetap merawat orang tua kami ini. Kami juga berharap manakala Bupati Serdang Bedagai, Pak Soekirman punya waktu, agar sudi kiranya melihat sejenak kondisi dan kehidupan Kek Pawit saat ini," ungkapnya.
Hidup Harus Ikhlas
Pertanyaannya, mengapa pemerintah tidak memberi perhatian kepada Kek Pawit? Apakah karena pria uzur itu tidak punya KTP atau bukti otentik yang menyatakan dirinya berusia 152 tahun? Mestinya kita bisa bijak bersikap. Melihat kondisinya dan fakta-fakta yang ada sudah sewajarnya Kek Pawit mendapat perhatian di usia senjanya. Tapi Kek Pawit tetaplah Kek Pawit yang hidup dalam hidup kesederhanaan.
Sebelum kami berpisah, Kek Pawit sempat membongkar rahasia hidupnya. Percaya atau tidak, menurut Kek Pawit rahasia panjang umurnya tak lain hanya hidup ikhlas dan jangan mudah emosi. . ''Hidup harus ikhlas, jangan emosian, serahkan semua kepada yang Diatas,'' kata Kek Pawit bernada datar. Â (***)