Rambut, kumis, janggut, semua sudah memutih. Kulitnya keriput, kering legam, seperti tersengat matahari. Nafasnya pun satu per satu terdengar terengah-engah. Matanya nanar melihat setiap orang yang datang. Seolah memastikan apakah itu anggota keluarga atau tamu yang berkunjung ke rumahnya. Praktis, hanya pendengarannya saja yang dirasakan berkurang. Maka tak heran, setiap orang yang bicara kepadanya harus keras agar dia bisa mendengar.Â
Dialah Kek Pawit, begitu pria uzur itu dipanggil akrab warga setempat. Kek Pawit kini berusia 152 tahun, berdomisili di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara persisnya di Desa Kebun Melati (sekitar 70 kilometer dari Kota Medan).
Kek Pawit atau Pawirorejo--begitu nama lengkapnya--boleh tergolong manusia tertua di dunia saat ini. Uniknya kondisinya masih tampak sehat.Â
Agustina  (40) yang merupakan salah seorang keturunan ke-enamnya, 'Mbah udheng-udhengnya' (istilah untuk moyang ke-6 dalam urutan silsilah jawa-red) diusia 152 tahun kelihatan masih tampak sehat. Terlahir di Desa Klaten, Jawa Tengah 9 Januari 1866 silam. Kek Pawit merupakan anak pertama dari 9 bersaudara.
Tim www.topmetro.news Sabtu (3/2/2018) kemarin berkesempatan mengunjungi rumah kek Pawit di Desa Kebun Melati.
sumber: Â KEK PAWIT, MANUSIA TERTUA DI DUNIA BERUSIA 152 TAHUN
Sutrisno (62) anak ke-9 dari Kek Pawit yang ditemui di rumah mengatakan Kek Pawit memiliki 13 orang anak. Kalau dihitung-hitung, kini keturunannya sudah memasuki keturunan ketujuh yakni Gantung Siwur dalam keturunan bahasa Jawa.
Dimasa mudanya, Kek Pawit menghabiskan waktu dan bekerja sebagai mandor (centeng) di sebuah perkebunan sawit yang dibuka Belanda di Desa Melati Kabupaten Serdang Bedagai, tempat tinggalnya sekarang. Hingga kini Kek Pawit masih tetap tinggal di  rumah yang dihuninya sejak mulai bekerja dulu.
Di usia senja 152 tahun ini, Kek Pawit masih enak diajak ngobrol, Meski sesekali dia berusaha mengingat peristiwa ke belakang. Â Bicaranya pun masih terdengar jelas, fokus dan tidak lari dari topik pembicaraan, namun hanya dalam Bahasa Jawa saja.
Sedih, Adiknya Baru Meninggal Dunia
Saat kami menyapa sekadar bertanya kabar berita, Â Kek Pawit sesekali mengisap rokoknya menjawab mantap.