Dunia teknologi semakin berkembang  salah satunya adalah cara menyampaikan pesan yang eye catching lewat visual gambar dan video dengan berbagai makna mendalam yang dapat diolah oleh audiens. Hal itulah yang disebut visual storytelling.
Faktanya menurut Whispond 90% informasi yang dikirim ke otak adalah visual dan juga 93% dari komunikasi manusia adalah visual. Sekitar total 94% lebih audiens lebih tertarik dengan konten yang berisi visual ketimbang yang hanya berisi tulisan saja.
Bahkan menurut Social Media Examiner 73% dari pemilik suatu produk menggunakan visual untuk media sosial marketing mereka. Survei tersebut menambah nilai plus bagaimana visual storytelling menjadi hal yang penting karena bisa juga mendongkrak marketing mereka.
Dari angka-angka tersebut kita bisa melihat bagaimana besarnya visual bermain dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam hal berkomunikasi.
What is visual storytelling?
Visual storytelling secara umum adalah di mana kita menyederhanakan informasi yang kompleks menjadi lebih mudah dimengerti dengan menggunakan video, gambar, illustrasi, simbol, warna, dan visual lainnya.
Sementara menurut Shlomi Ron visual storytelling dalam konteks marketing merupakan strategi pemasaran yang memanfaatkan narasi menarik, menempatkan kostumer di jantung cerita, dan direalisasikan dengan media visual yang emosional untuk pengalaman berbelanja kostumer.
Dalam visual storytelling mengandung sebuah cerita dengan visual yang dapat mengatakan "seberapa banyak?", "kapan?", "di mana?", dan pertanyaan lainnya.Â
Tujuan visual storytelling adalah tentu saja untuk dengan efektif menyampaikan pesan yang ingin kamu katakan kepada audiens dan mendorong mereka untuk bertindak.Â
Then how to do visual stroytelling?
Kita sudah mengerti betapa istimewanya visual storytelling dalam menangkap perhatian audiens dan bagaimana bidang marketing sering memanfaatkannya juga. Tapi lalu bagaimana cara membuat visual storytelling?
Menurut Ernesto Olivares terdapat 10 rules yang perlu kamu ikutin untuk bisa membuat visual storytelling yang baik, yaitu:
- Show, don't tell: berbicara banyak itu sangat membosankan, berbicara mengenai dirimu sendiri atau produkmu malah lebih membosankan lagi. Oleh karena itu biarkan visual yang berbicara.
- Context is everything: gunakan konteks, bermainlah dengan itu bisa menggunakan warna, font, filter, apapun itu yang sesuai dengan target audiens kamu.
- Show people: kita lebih mudah menghubungkan diri kita apabila itu berkaitan dengan orang ketimbang hal lain, oleh karena itu gunakan cerita tentang orang dibalik bisnismu ketimbang cerita bisnismu sendiri.
- Be personal, be true: jadilah dirimu, bagikan sesuatu yang personal dan unik yang bisa kamu ambil dari pengalamanmu sendiri.
- Show conflict: konflik memberikan percikan ketertarikan. Tidak ada konflik, tidak ada cerita. Akan lebih baik apabila mengambil konflik di mana audiensmu bisa merasa berhubungan karena sama.
- Reveal hidden things: masukkan audiens ke tempat yang tersembunyi di mana biasanya mereka tidak tahu, misalnya behind the scene perusahaanmu.
- Fokus: berbicaralah dengan tepat dan lancar.
- Keep moving: buatlah ceritanya mengalir dan gambarmu bergerak.
- Don't be obvious: mengejutkan audiens adalah cara terbaik untuk menarik audiens. Gunakan visual dan storytelling yang tidak pernah orang lain lakukan.
- Teach something: bawalah pesan dan berikan pelajaran. Setiap marketing selalu memberi pesan dan akan lebih baik apabila itu adalah pelajran penting untuk audiens.
Itu tadi 10 rules yang bisa kamu ikutin apabila kamu ingin membuat visual storytelling. Sebagai referensi kamu bisa coba melihat berbagai contoh visual storytelling misalnya di Instagram atau YouTube.
Untuk Instagram kamu bisa coba cek akun anggertimur yang memang fokus membagikan fotonya dengan storytelling di dalamnya. Selamat mencoba membuat visual storytelling!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H