Engkau terperangkap di bola mataku mula-mula
Setiap kata yang kautulis di mataku berubah bunga-bunga
Dan selalu ada rindu berbentuk awan saat pandangku jauh menerawang
Meluncur namamu, doaku ingin merangkak juang
Namun, semesta tak selalu meramu restu
Gerimis yang mengendap di hatiku, seketika penuh
dan menggerimis kemudian di kedua mataku
Kamu hanya tinggal kenang dan jadilah aku bagian yang tak utuh
Berwaktu-waktu kemudian
Aku telah berdiri tepat di masa depan
Senja kembali tenggelam di belakang perbukitan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!