* Diabetes Melitus. Pada penderita penyakit ini, kadar gula (glukosa) darahnya meningkat, gula juga muncul dalam urin. Gula merupakan makanan untuk pengembang-biakan bakteri. Oleh karena itu para penderita, terutama wanita dengan diabetes, memiliki risiko infeksi saluran kemih yang lebih besar. Wanita dengan diabetes sangat rentan mengalami keputihan akibat infeksi jamur dan bakteri.
* Keputihan bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan sebaliknya (harap baca di sini)
* Penyebab lain dari keputihan yang tidak menular ialah: dermatitis kontak - alergi atau non-alergi terhadap beberapa bahan asing, benda asing di vagina. Selain itu penyakit keganasan (kanker), iritasi kimia karena bahan pembersih dan pengharum kewanitaan atau alat kontrasepsi tertentu seperti "spiral", luka di vagina dan leher rahim, juga dapat menyebabkan keputihan.
* Penyakit Kanker Leher Rahim dapat menyebabkan keputihan berwarna coklat kemerahan, yang sering bocor terus menerus dan menyebabkan perdarahan dari vagina saat berhubungan seks. Keputihan sering berbau seperti "sampah busuk". Biasanya disertai perdarahan haid yang memanjang (lebih dari 1 minggu). Umumnya ada gejala nafsu makan menurun, kelelahan, dan penurunan berat badan yang drastis
Perubahan sifat keputihan dapat menjadi petunjuk penting untuk menetapkan diagnosis kondisi yang disebutkan di atas, walaupun tidak selalu berarti penyakit.
Cairan kelenjar vagina dan serviks diatur oleh hormon seks dan faktor saraf, jadi penting untuk membedakan keputihan normal (karena faktor hormon atau faktor persarafan) dan keputihan abnormal (karena infeksi atau kondisi penyebab penyakit). Segeralah berkonsultasi pada dokter kandungan atau dokter kelamin, jika terjadi perubahan sifat keputihan secara tiba-tiba.
Keputihan mungkin merupakan pertanda adanya infeksi jika:
Menyebabkan rasa gatal, pembengkakan, berbau tak sedap, berwarna hijau, kuning, atau abu-abu, atau coklat kemerahan, atau disertai darah setelah keputihan keluar, berbusa atau seperti lelehan keju.
* Menjaga kebersihan pribadi dengan baik. Saat membilas, baik setelah BAB maupun BAK, arah air pembilas dan menyeka kotoran, harus dari depan ke belakang, 1 arah.
* Jaga kebersihan vagina dengan mencuci secara teratur secara hati-hati menggunakan sabun lunak (sabun bayi) dan air hangat
* Pakailah celana dalam katun. Bakteri tumbuh lebih baik di tempat yang lembab. Katun tidak menyimpan kelembaban.