Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Barcelona Juara Piala Super Spanyol, Raphinha Gemilang dan Real Madrid Tak Berdaya

13 Januari 2025   06:01 Diperbarui: 13 Januari 2025   06:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barcelona tampil impresif saat mengalahkan rival abadinya, Real Madrid dalam partai final Supercopa Spanyol (13/1/24) di stadion King Abdullah Sports, Arab Saudi. Tak tangung-tanggung, Barca mampu mencetak lima gol ke gawang Madrid.

Kemenangan itu membuat Barca menjadi juara Piala Supercopa Spanyol. Itu menjadi trofi pertama Hansi Flick sebagai pelatih Barca.

 

Jalannya Laga

Awalnya, Madrid terlebih dahulu unggul atas Barca lewat gol Kylian Mbappe pada menit ke-5. Awal yang baik itu bukan menjadi kabar baik untuk pasukan Carlo Ancelotti, malah menjadi titik balik bagi Madrid. Barca perlahan menemukan ritme untuk menjebol gawang Madrid.

Tak pelak, pemain remaja Lamine Yamal mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-22 lewat tendangan terukur ke gawang Madrid. Selang 14 menit kemudian, Robert Lewandowski menambah keunggulan 2-1 lewat titik penalti.

Tak sampai di situ, Raphinha memperlebar gap gol dengan Madrid lewat gol tandukan memanfaatkan umpan silang Jules Kounde menit ke-39. Dan, Balde menambah gol Barca menjadi 4-1 di menit perpanjangan waktu pada babak pertama.

Ketika turun minum, Barca sudah unggul 4-1 atas Madrid. Pada babak kedua Madrid coba mengejar ketertinggalan. Namun, upaya itu rada sia-sia lantaran Raphinha yang mencetak gol keduanya dalam laga itu menjadikan skor 5-1 untuk Barca.

Madrid sempat mempunyai asa ketika penjaga gawang Wojciech Szczesny diganjar kartu merah pada menit ke-56. Rodrygo memanfaatkan pelanggaran Szczesny dengan gol tendangan bebas. Skor pun berubah 5-2.

Skor 5-2 itu bertahan hingga akhir laga. Madrid gagal mengembalikan keadaan dengan memanfaatkan keunggulan jumlah pemain atas Barca.

Tentu saja, kemenangan itu berasa spesial bagi Barca. Barca menggagalkan upaya Madrid memenangkan trofi ketiga musim ini setelah sebelumnya menjadi juara Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental. Juga, Barca menambah koleksi Piala Supercopa menjadi 15 trofi dan menjegal Madrid menyamai rekor pencapaian Barca.

Lebih jauh, kemenangan Barca menunjukkan bahwa rencana permainan tim berjalan lancar. Apabila menimbang performa kedua tim di Liga Spanyol, Madrid terlihat lebih unggul daripada Barca.

Madrid sementara tampil konsisten di Liga Spanyol. Barca hanya menang 1 kali dari 7 laga terakhir di Liga Spanyol. Sementara itu, Madrid tampil konsisten dan sementara berada di puncak dengan gap 5 poin dari Barca yang berada di posisi ketiga.

 

Raphinha Tampil Gemilang

Di balik kemenangan Barca, nama Raphinha patut diacungi jempol. Selain berhasil mencetak 2 gol, juga Raphinha mencatatkan 1 asis. Tak berlebihan jika pemain asal Brasil itu dianugerahi titel Man of the Match karena performanya sepanjang laga kontra Madrid.

Raphinha memang menjadi salah satu pemain yang tampil impresif bersama Barca pada musim ini. Tercatat sudah 19 gol yang dibuat oleh Raphinha sejauh musim ini.

Ya, Raphinha menjadi salah satu pemain kunci dari pola permainan Hansi Flick. Pergerakan dan akurasinya merepotkan lini belakang Madrid. Bahkan, dua gol terlahir lewat kecerdikannya dalam membaca kelemahan lini belakang Madrid.

 

Real Madrid Tak Berdaya

Untuk kedua kalinya pada musim ini, Madrid dicundangi Barca dengan skor besar. Pada laga pertama, Barca menang 4-0 atas Madrid pada kompetesi La Liga Spanyol di Santiago Bernabeu.

Alih-alih melakukan pembalasan dendam atas kekalahan itu, Madrid kembali bertekuk lutut atas Barca. Lima gol yang bersarang ke gawang Madrid, bukan hanya membahasakan pola serangan Barca yang sistematis, tetapi juga lini belakang Madrid yang tak solid.

Bahkan Ancelotti menilai bahwa sebab dari kekalahan timnya adalah lini belakang yang tampil buruk.

"Kami bertahan dengan buruk dan itu berpengaruh pada laga. Mereka (Barca) mencetak gol mereka dengan sangat gampang," ungkap Ancelotti pada Movistar sebagai terlansir dalam Aljazeera.com (13/1/24).

Lini belakang Madrid menjadi salah satu sebab dari kekalahan yang terjadi atas Barca. Bahkan, penjaga gawang Madrid, Thibaut Courtois beberapa kali melakukan penyelamatan penting sejak babak pertama.

Madrid tampil tak berdaya menghadapi rencana permainan Barca. Terlihat Barca jeli membaca kelemahan Madrid di mana lini belakang yang tak begitu tampil solid sebagai satu kesatuan sehingga gampang diekspos oleh pola serangan Barca.

 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun