Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Target Realistis Chelsea dan Kans Merebut Trofi Liga Inggris

9 Desember 2024   06:30 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:24 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chelsea menang kontra Tottenham Hotspur (4-3). (Foto: Ben Stansall/AFP via Kompas. com)

Dua kali Marc Curcurella tergelincir. Insiden itu membuat Tottenham Hotspur sudah unggul 2-0 atas Chelsea pada menit ke-11. Akibatnya, bek kiri Chelsea itu memutuskan untuk mengganti sepatunya.

Ya, bertempat di Stadion Tottenham Hotspur (9/12/24) dalam pekan ke-15 lanjutan Liga Inggris musim 2024/25, Chelsea menghadapi laga yang cukup ketat kontra Tottenham. Terbukti 7 gol tercipta dari laga tersebut. Chelsea yang sempat ketinggalan 2 gol kemudian keluar sebagai pemenang.

Kendati Tottenham sudah unggul 2 gol, Chelsea terlihat tak patah arang untuk mencari gol. Adalah Jadon Sancho yang mulai membuka keran gol Chelsea dengan gol indahnya pada menit ke-17. Bermula dari melakukan dribel melewati Pedro Porro dan Radu Dragusin, Sancho melakukan tembakan melengkung ke gawang Tottenham.

Gol pemain pinjaman dari Manchester United itu membuka asa bagi "The Blues" bahwa kemenangan bisa tercapai di markas Tottenham.

Benar saja, pada babak kedua, Chelsea yang malah berbalik unggul atas Tottenham. Dua gol dari titik penalti berhasil dieksekusi dengan dingin oleh Cole Palmer. Ditambah lagi dengan satu gol dari Enzo Fernandes.

Palmer kembali menjadi aktor penting dari kemenangan Chelsea. Pemain timnas Inggris itu lagi-lagi menunjukkan keahliannya dalam mencetak gol dari titik penalti. Gol ala "Panenka" dari Palmer yang menjadi gol keempat menguatkan superioritas Chelsea atas Tottenham.

Hingga menit ke-84, Chelsea yang mengontrol laga dengan 62 persen pengusaan bola dan 17 tembakan ke gawang Tottenham di mana 8 yang tepat sasar sudah unggul 4-2 atas Tottenham. Gol H. Son pada menit injury time seperti menjadi "penghiburan" untuk Tottenham.

Chelsea pulang dengan membawa 3 poin penuh dari kediaman Tottenham. Kemenangan kontra Tottenham cukup penting untuk Chelsea. Tim asuhan dari Pelatih Enzo Maresca itu mulai mantap posisinya di klasemen sementara Liga Inggris musim ini.

Apalagi, pada pekan ke-15 ini, tim-tim pesaing seperti Manchester City dan Arsenal sama-sama meraih hasil imbang. Hasil imbang kedua tim tersebut seperti memberikan karpet merah bagi Chelsea untuk mulai menguatkan posisi kedua klasemen sementara.

Mengoleksi 31 poin dari 15 laga yang telah dimainkan, Chelsea hanya memiliki 4 perbedaan pon dengan Liverpool di tempat pertama. Hanya saja, Liverpool memiliki satu laga tabungan lantaran laga kontra Everton akhir pekan ini harus dibatalkan karena badai Drragh. Apabila "The Reds" memenangi laga tersisa tersebut, jarak kedua tim bisa terpaut 7 poin.

Juga, Chelsea sepertinya menemukan ritme konsistensi. Kemenangan kontra Tottenham menjadi kemenangan keempat berturut-turut Chelsea di Liga Inggris. Itu pun menjadikan Chelsea sebagai satu-satunya tim yang mampu meraih kemenangan berturut-turut dalam empat laga terakhir.

Dari 15 laga yang telah dimainkan pada musim ini, Chelsea sudah meraih 9 kemenangan, 4 kali seri dan 1 kali kalah. Konsistensi dari 4 laga terakhir menjadi salah satu referensi bahwa Chelsea sudah mulai bangun dari keterpurukan.

Terakhir kali Chelsea meraih hasil imbang saat bermain kontra Arsenal. Setelah itu, Chelsea terus meraih kemenangan di empat laga terakhir.

Kendati Chelsea berada pada jalur yang tepat untuk menjadi pesaing peraih titel Liga Inggris musim ini, Maresca selalu berupaya untuk mengelak kans tersebut. Mantan pelatih yang berhasil membawa Leicester City kembali promosi ke divisi utama Liga Inggris pada musim ini selalu menyatakan bahwa timnya masih terlihat belum siap untuk menjadi juara pada musim ini. Maresca hanya meminta kepada para pemainnya untuk fokus dari laga ke laga.

"Fokus utama harus menikmati hari libur dan ketika kami kembali, kami berlatih dengan baik, dan menjalankan laga. Suporter dapat bermimpi karena dari luar hal itu sangat jelas dan realitas di dalam, kami belum siap. Hal yang paling penting adalah kami meningkatkan diri hari demi hari," ungkap Maresca selepas laga kontra Tottenham seperti terlansir dalam The Guardian.com (9/11/24).

Menjalani musim pertamanya, Maresca sebenarnya tak memiliki target muluk untuk keluar sebagai juara. Selain karena pengalaman kerjanya sebagai pelatih yang dinilai masih hijau, juga kondisi Chelsea yang ditinggalkan oleh Mauricio Pochettino yang masih perlu pembaharuan.

Ditambah lagi, target Maresca pada musim pertamanya didukung oleh manajemen klub. Klub kabarnya meminta Maresca untuk mengembalikan Chelsea ke deretan empat besar klasemen dan juga menguatkan serta menemukan kembali karakter permainan tim.

Target itu tercapai. Dalam rentang waktu empat bulan Maresca mampu memberikan sentuhan signifikan pada performa Chelsea. Tak pelak, suporter Chelsea tak ragu untuk bernyanyi bahwa "Chelsea is back" sewaktu mengalahkan Southampton pekan lalu.

Chelsea sepertinya sudah kembali ke masa-masa kejayaan. Kembalinya Chelsea itu ditandai oleh pola permainan yang menekankan permainan tim. Permainan tim dibarengi dengan tanggung jawab yang persis sama dalam urusan mencetak gol.

Kalau musim lalu, beban mencetak gol berada di pundak Palmer. Pada musim ini, Nicolas Jackson, dan Christophen Nkunku mampu mengimbangi peran Palmer. Bahkan, dalam beberapa laga terakhir Enzo Fernandes sudah mulai membantu dalam mencetak gol. Termasuk para pemain pinjaman Joao Felix dan Jadon Sancho yang ikut memberikan kontribusi untuk lini depan Chelsea.

Chelsea kembali pada jalur yang tepat. Berada pada posisi kedua klasemen sementara Liga Inggris membuat Chelsea menjadi salah satu pesaing kuat bagi Liverpool yang lagi berada di puncak klasemen saat ini.

Capaian Chelsea seperti berjalan dengan senyap. Tak sedikit yang meragukan Maresca saat direkrut untuk mengganti posisi Pochettino. Tak sedikit juga yang memprediksi bahwa siklus Chelsea untuk terus terpuruk bisa kembali terjadi di tangan Maresca yang belum berpengalaman sebagai pelatih tim utama Liga Inggris.

Keraguan dan prediksi itu terlihat runtuh. Chelsea menjadi tim yang benar-benar menunjukkan mentalitasnya sebagai salah satu pesaing yang merebut trofi Liga Inggris musim ini. Musim masih panjang, dan kans Chelsea untuk meraih trofi Liga Inggris cukup terbuka.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun