Kepercayaan itu terlihat mulai berbuah manis. Satu gol Mbappe ke gawang Leganes menjadi bukti bahwa pemain asal Perancis itu sebenarnya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan sistem permainan Madrid.Â
Ya, Mbappe harus ubah posisi dan peran di Madrid. Sangat berbeda sewaktu di PSG lantaran di Madrid, Mbappe harus berbagi peran dengan Vinicius Jr. Upaya itu mulai berbuah manis di mana Mbappe dan bahkan pemain seperti Jude Bellingham yang juga mengalami perubahan posisi di awal musim ini mulai menemukan performa terbaik.Â
Ketika para pemain terbaik Madrid kembali pada jalur yang tak tepat, pada saat itu pula raihan tiga poin bukanlah persoalan. Ya, Madrid seperti kembali pada mood yang pernah terbangun pada musim lalu, yang mana tak lagi menjadi tim yang gampang kebobolan, tetapi tim yang tampil cukup produktif.Â
Dengan kembalinya performa Madrid, target untuk menjadi juara juga bukan mustahil. Bahkan, kata-kata Ancelotti selepas kekalahan dari Madrid dari Barca mulai memberikan tanda-tanda, yang mana Ancelotti mengingatkan bahwa sewaktu timnya kalah dari Barca pada musim lalu, timnya mampu menjadi juara Liga Spanyol dan Liga Champions.Â
Kata-kata pelatih asal Italia itu seperti memberikan penjelasan bahwa kalau mau kembali tampil pada level terbaik, timnya harus mengalami luka yang cukup menyakitkan, yakni lewat menderita kekalahan dari Barca. Terbukti, semenjak kalah dari Barca, Madrid kembali pada mood terbaik dan kelihatan siap mempertahankan trofi Liga Spanyol musim ini.
Kalau memenangkan satu laga tersisa, Madrid bisa memangkas jarak dengan Barca hanya satu poin. Peluang untuk menggeser Barca dari puncak klasemen bisa terjadi. Apalagi jika masalah lama Barca tak terpecahkan oleh Flick dan Madrid tetap mempertahankan moodnya untuk tampil pada level terbaik.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H