Efeknya pun seperti terjadi saat ini ketika Rodri menderita cedera. Guardiola terlihat kesulitan untuk menutup tempat yang ditinggalkannya. Apalagi, Mato Kovavic yang seyogianya menjadi pelapis dan penutup Rodri juga sementara menderita cedera.
Kontra Tottenham menjadi salah satu contoh di mana lini tengah Man City begitu keropos. Guardiola memainkan Ilkay Gundogan sebagai gelandang jangkar dan didampingi oleh R. Lewis dan B. Silva.
Performa para gelandang itu gagal mengimbangi permainan efektif dan cepat ala para pemain Tottenham. Bahkan, James Maddison yang merupakan gelandang Tottenham tampil lebih impresif dengan mencetak dua gol.
Tottenham berhasil mengekspos lini tengah Man City yang tanpa kehadiran sosok yang kuat dan teratur dalam mengatur permainan. Akibatnya, Man City terlihat tampak tak solid dan tak kuasa mencegah kebobolan 4 gol tak terbalaskan.
Man City berada pada titik terendah. Alih-alih memperbaiki performa tim yang kalah di empat laga terakhir sebelum jedah internasional, Man City malah kembali jatuh pada lubang yang sama.Â
Menjadi masalah ketika kekalahan itu terjadi di kandang sendiri dengan margin gol yang terbilang besar. Itu bisa bertanda bahwa Man City sementara tak baik-baik saja.
Untuk sementara Man City masih berada di posisi kedua klasemen sementara Liga Inggris 2024/25 dengan koleksi 23 poin. Jarak dengan pemuncak klasemen Liverpool bisa saja bertambah lebar dengan gap 8 poin jika Liverpool menang di pekan ke-12.
Lalu, Man City hanya memiliki beda poin dengan Chelsea di tempat ketiga, Arsenal di tempat keempat, dan Brighton di tempat kelima.Â
Artinya, apabila Man City kembali menderita kekalahan di laga berikutnya, posisinya bisa keluar dari empat besar dan itu bisa menegaskan titik terendah Man City di Liga Inggris.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H