Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

4 Kekalahan Beruntun Manchester City dan Nyanyian Fans Brighton Pecat Pep Guardiola

10 November 2024   05:55 Diperbarui: 10 November 2024   06:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola, pelatih Manchester City. Foto: Justin Tallis/AFP via Kompas. com

Manchester City harus mengakui keunggulan Brighton (2-1) (10/10/24) dalam pekan ke-12 lanjutan Liga Inggris 2024/25 di stadion Amex. Kekalahan itu menjadi yang keempat secara beruntun untuk Man City.

Terang saja, kekalahan keempat secara beruntun ini menjadi rekor negatif bagi pelatih Pep Guardiola. Untuk pertama kalinya selama 9 musim di Man City, pelatih asal Spanyol itu menderita kekalahan beruntun seperti itu. Terakhir kali Man City kalah 4 kali secara beruntun terjadi pada tahun 2006.

Tentu saja, pelbagai sebab di balik rekor negatif tersebut. Salah satunya, mentalitas tim secara keseluruhan.

Bertandang ke stadion Amex, Guardiola menurunkan skuad terbaiknya. Bahkan, tim berjuluk The Citizens ini unggul terlebih dahulu pada menit ke-23 lewat striker andalannya, Erling Haaland. Itu menjadi gol ke-12 Haaland pada musim ini.

Pada babak pertama, Man City tampil superior daripada Brighton. Pemain muda Savinho beberapa kali mengancam gawang Brighton. Phil Foden yang berperan sebagai penyerang lubang kerap merepotkan lini belakang Brighton. Pendek kata, pada babak pertama Man City menunjukkan wajahnya yang sesungguhnya.

Akan tetapi, pada babak kedua tuan rumah mengontrol jalannya laga. Para pemain Brighton menaikan serangan. Umpan-umpan dari sisi sayap coba mengganggu pertahanan Man City yang tak diperkuat oleh bek andalan Ruben Dias dan John Stones.

Pada saat yang bersamaan, mentalitas para pemain Man City terlihat menurun. Penurunan mentalitas itu dibarengi dengan pola pertahanan Man City yang tampak keropos.

Brighton mampu menyamakan kedudukan ketika laga babak kedua baru berjalan 12 menit. Tak sampai di situ. Matt O'Riley memberikan keunggulan untuk Brighton lima menit setelah gol penyama kedudukan terjadi.

Man City menunjukkan kondisi tim yang tak berada pada level terbaik. Pada akhirnya, kecemasan Guardiola atas masalah cedera yang dialami oleh Rodri mulai menunjukkan tanda-tanda nyata. Absennya peraih Ballon d'Or 2024 mengganggu keseimbangan permainan tim.

Rodri yang berperan sebagai gelandang jangkar mampu menjadi sentral permainana Man City. Perannya adalah menghubungkan lini depan dan lini belakang dengan baik. Selain itu, Rodri juga memberikan keseimbangan di antara setiap lini.

Hal itu yang hilang dari pola permainan Man City saat ini. Tak ada sosoknya yang memberikan keseimbangan pada permainan tim sehingga ketika menghadapi tim yang bermain agresif, sistem permainan Man City gampang terganggu atau tampil tak seimbang.

Walau Man City menderita empat kekalahan secara beruntun, rasanya sulit untuk memecat Guardiola sebagai pelatih. Alasannya karena pelatih berkepala plontos itu mempunyai sistem kerja yang tak bisa diragukan di Man City, termasuk deretan kesuksesan Man City di Liga Inggris.

Walau demikian, suporter Brighton memanfaatkan momentum performa timnya sebagai bahan ejekan untuk Gurdiola. Di tribun penonton, para suporter Brighton bernyanyi "Sacked in the morning" (Dipecat pada pagi hari) yang tertuju kepada Guardiola yang berada di pinggir lapangan.

Untuk saat ini, masih sulit untuk memecat Guardiola. Memang, Man City menghadapi catatan buruk dalam masa kepelatihannya.

Namun, rekam jejaknya tak bisa diragukan. Di beberapa musim terakhir, Man City kerap bangkit pada paru kedua musim. Bahkan, tim-tim yang di paruh pertama tampil konsisten malah disalib Man City pada paru kedua musim.

Untuk saat ini, Liverpool duduk di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Beda lima poin dengan Man City di tempat kedua.

Dengan ini, terlihat bahwa kekalahan dari Brighton bukanlah alasan untuk mengakhiri kontrak dengan Guardiola. Masih ada beberapa laga yang bisa menjadi kesempatan bagi Guardiola untuk memperbaik performa timnya.

Menjadi tantangan setelah jedah internasional, Man City menghadapi laga-laga yang terbilang sulit seperti bermain kontra Tottenham Hotspur, Liverpool dan Nottingham Forest. Tiga tim ini terbilang konsisten dan solid sejauh ini di Liga Inggris.

Salam Bola

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun